Tuesday, July 27, 2010

Dunia Maya

Perempuan bertubuh pendek dan gemuk itu bernama Maya. Dia sedang bercermin seraya memilin rambutnya sendiri. Dia memperhatikan raut wajah yang hadir di sana. Dia sadar wajahnya tidak cantik. Muram, senyum, atau apapun ekspresinya akan tampak sama. Sama seperti teman-teman seperjuangannya dulu di sekolah-sekolah istimewa itu.

Maya menggigiti kuku jari tangannya, tampak gelisah. Disaat harusnya dia bersuka-cita karena dia merasakan cinta. Namun perasaan magis inilah yang justru membuat matanya yang bulat selalu basah. Tidak hanya kali ini dia merasakan cinta merembes ke hatinya dan melumpuhkan sel otaknya sesekali. Ironisnya, dia selalu takut setiap kali perasaan seperti ini mencoba mengetuk.

Maya bangkit dari tempat duduknya, pergi ke balkon kamarnya. Menghadap purnama yang juga tampak lelah dengan kesempurnaannya. Maya mendengar dentingan dawai gitar dari balkon rumah sebelahnya. Pria itu di sana. Cinta itu tertambat di sana. Maya tidak bisa melepas pandangannya dari jari-jemari yang secara apik menghasilkan bebunyian merdu. Pria itu memainkan gitar dengan khusyuk. Sadar ada seseorang memperhatikannya, diapun menoleh. Badan Maya kaku seketika, bersamaan dengan mata pria itu yang beradu dengan matanya. Sekali lagi dadanya bergetar. Sekali lagi cinta masuk…namun terasa ngilu menusuk. Sakit, karena tidak terkait. Buat apa rasa itu ada jika menyiksa?

Hatinya hancur karena pria itu tidak bisa membalas cintanya, itu pasti. Tapi kenyataan bahwa ketidaknormalannya yang menjadi penyebab, itu yang membuat perihnya berlipat-ganda. Dan inilah patah hati sejati. Sesungguhnya dia sama sekali tidak pernah bercita-cita menjadi sosok seperti momok. Ingin rasanya ia memaki, tapi buat apa? Dan kepada siapa? Tidak cukup nyalinya menghardik Tuhan. Karena Tuhan-lah tempat dia mencurahkan segalanya. Tempat air matanya berpulang.

Maya duduk di tempat tidurnya. Meraih boneka yang menemaninya lebih dari 25 tahun, kemudian memeluknya. Malam itu, dia sibuk mematikan cintanya sendiri sebelum beranak-pinak dan menggrogoti hatinya. Sebelum jiwanya sendiri ikut mati. Haruskah cinta dibatasi? Haruskah hidup selalu dijastifikasi?

Maya dan dunianya. Ketika dalam waktu bersamaan dia harus jatuh cinta dan patah hati. Ketika, sekali lagi, dia harus membunuh perasaannya sendiri. Ketika dia menyadari, down syndrome-nya akan terus membatasi. Entah sampai kapan…


Thursday, July 1, 2010

Mereka Panggil Aku 4LaY

Aku tidak bisa terima kalau mereka memanggilku 4LaY! Karena…

  1. Namaku bukan Alay…tapi Dolay! Sudah susah-susah aku mengganti nama yang pas dan lebih keren untuk mengganti nama Dodi pemberian Ibuku. Nama Dolay terlihat lebih “jagoan” kan?
  2. Nama Facebook ku kan keren…”dOL4y 9unThenx pUja4nx kHauM hAuWa”…kenapa pada protes? Kalau pakai nama asli? It’s so last year kaleee…
  3. Aku senang membuat status Facebook-ku panjaaaaaaang sekali. Apa salahnya? Status Facebook itu kan bisa juga berguna sebagai tempat curhatan. Kali aja ada yang simpati kan? Dari Facebooklah aku menemukan cintaku, Minah…yang kalau di Facebook dia bernama “MyNah SiicwexcUntixpluszbodogh Krenaaprmainandcciindthaa”…Oh Minah…I love you!! Dan satu lagi, setelah selesai menulis status FB panjang-panjang, aku langsung mengklik LIKE untuk statusku sendiri...
  4. Fotoku harus se-close up mungkin…karena motto hidupku : Narsis Pangkal Eksis…Aku dan pertemananku mempunyai ritual "putu2 narziest" jadi harus mengabadikan setiap moment di manapun, walau ujung-ujungnya lokasi aku berfotopun jadi tidak kelihatan karena tertutupi oleh wajahku yang terlalu close up. Aku ini hebat loh dalam mengoperasikan Photoshop! Lihat saja foto-fotoku, banyak sekali kan tulisan-tulisan yang aku modifikasi dan aku beri simbol-simbol seperti Love, bintang, dan lain-lain. Aku suka sekali fotoku yang tampak meriah dan colorful...kalian ngerti SENI kan? Oh iya aku harus menambah teman sebanyaaaaaakkk mungkin, kalau perlu hingga bikin 3 profile Facebook! Karena itulah bukti nyata keeksisan yang sebenarnya. Barometer anak gaul gitulah kira-kira…
  5. Banyak juga yang bertanya-tanya kenapa daftar siblings di profile FB ku banyak sekali? Helloooo…bodoh banget sih, itu nama-nama teman se-geng tauuuu, bukan nama-nama saudara kandungku….lagipula bukankah ada yang bilang “Manusia itu semua saudara”?
  6. Aku dan Minah sering ikutan acara-acara musik di stasiun-stasiun TV…memangnya salah kalau kami ingin terkenal? Itu cara mudah untuk mendapatkan uang loh…double pleasure kata orang-orang mah…triple pleasure malah, karena pertama bisa bolos sekolah, kedua muka semakin eksis dan dilihat orang-orang seantero tanah air, dan terakhir uangnya lumayan banget loh. Padahal cuma mejeng di depan panggung, pakai kacamata pager-nya Kanye West (btw, dia itu siapa sih?), rambut harus seklimis mungkin biar kalau kena lampu bisa sparkling-sparkling gitu, harus seheboh mungkin deh dandanannya…Dan YANG PALING PENTING adalah kita harus mampu berjoget dengan pasti! Jogednya harus seragam, karena ini namanya JOGET TERTIB…tapi tenang, ada kordinatornya kok. Gampang juga jogetnya, gayanya seperti “cuci-cuci jemur-jemur” gitu atau tangan roll ke depan dan ke belakang. Itu saja…yang penting heboh tapi tetap tertib. Bau matahari? Itu sudah biasa…Kalau mau jadi artis, harus mulai dari nol…ya mungkin dengan cara seperti ini.
  7. Oh iya, setiap aku jalan ke mall pasti adaaaaa aja yang nyeletuk sopan “alay”….Jelas dong aku bingung. Aku kan udah dandan se-kece mungkin untuk ngeceng di mall. Aku pakai kemeja lusuh yang di punggungnya banyak sekali bordiran, karena aku suka corak-corak yang ramai. Celanaku juga harus dari besar di pinggul sampai menciut sekali ke bawah. Kenapa agak besar di bagian pinggul sampai paha? Karena celana boxer warna pink-ku harus kelihatanlah! Tetap harus ada corak ramai pada jahitan-jahitan kantong. Agak Harajuku mungkin ya? Semakin ramai coraknya, semakin mencolok, dan pastinya semua tatapan mata akan tertuju padaku. Aku anggap itu bonus. Namanya juga eksis kan? Dan satu lagi, aku malas mengenakan sepatu, Indonesia panas Bung! Sandal jepit Swallow lah yang jadi penyelamat supaya gak gerah-gerah amat. Dan untuk menambah artistik pada wajah, aku menggunakan gel sebanyak mungkin demi memperlancip rambutku. Kalau bisa mukaku benar-benar ditutupi oleh poni panjang lancip bagai landak.
  8. Sikapku yang rebel dan rock and roll ini kan keren, kenapa semua harus kesal? Aku ini cuek, urusan sopan santun mah itu belakangan aja, rock star mana ada sih yang sopan? Dan aku ini kan sekeren rock star. Mau buktinya? kalau aku mendengarkan musik dengan menggunakan earphone aku sengaja memasangnya keras-keras, biar kalian semua tahu apa musik kesukaanku. RAWK MAN!! dan band rock kesukaanku adalah...ST 12!
  9. Kata mereka cara menulisku bikin pusing dan sulit dibaca. Sebenarnya aku yang terlalu kreatif atau mereka yang terlalu cepat menyerah mendalami bahasa baru sih? Tulisan yang mereka sebut short cut alay itu kan banyak loh gunanya, seperti : mempersingkat kata-kata agar lebih “padat berisi” atau bisa juga menjadi bahasa sandi tersendiri atau kode-kode kalau tulisan kita tidak mau dibaca oleh orang awam. Oke sedikit bocoran nih, aku akan memberikan beberapa kata-kata yang ada di kamusku:

”Aja” jadi ”Ae”

”Iya” jadi ”Ea”

”Gw” jadi ”W”

”Aku” jadi ”Q”

”Sempat” jadi ”S4”

”Itu” jadi ”I2”

”Sama” jadi ”5”

”Nya” bisa jadi ”X”

Praktis kan? Nah yang terakhir aku memang tidak tahu sebab-musabab kenapa huruf X bisa menggantikan NYA. Tapi ya sudahlah, mungkin memang aturannya seperti itu dan mau gak mau aku harus menurut saja biar gak dibilang kuper.

  1. Dan yang terakhir ini aku benar-benar kecewa…kenapa aku tidak boleh menulis sendiri tulisan ini? Kenapa harus diterjemahkan? Ah ya sudahlah….

‘Lam MoetZ eN mAneeSHt’

- dOLaY-

Peperangan batin

Otak : Sepertinya…aku memang tidak pernah cocok dengan Hati…dia terlalu sensitif.

Hati : Otak itu terlalu keras berpikir, terlalu banyak menimbang-nimbangkan hal yang seharusnya dirasa…bukan dipikirkan.

Otak : Setidaknya aku berkiblat pada realita, tidak seperti Hati yang selalu didominasi oleh mimpi.

Hati : Mimpi itu adalah harapan…Seseorang tanpa harapan dapat mati sia-sia.

Otak : Tapi harapan tanpa diimbangi logika malah dapat mematikan jiwa, bukan?

Hati : Aku berjuang demi apa yang aku rasakan

Otak : Tapi kau tidak boleh hanya merasa…kau harus melihat dan mendengarkan. Dan kedua hal tadilah yang menunjang tugasku…BERPIKIR.

Hati : Bagaimana kalau apa yang kau lihat dan kau dengar itu salah? Semua berpulang lagi pada diriku kan? Pada Hati yang memiliki tugas MERASA.

Otak : Kamu terlalu banyak membantah dirimu sendiri, Hati…padahal kamu tahu kebenaran realita yang sesungguhnya yang juga telah kupertimbangkan masak-masak! Dan bahkan dirimu sendiripun tahu mana yang benar, tapi kamu selalu menyangkalnya!

Hati : Jangan sok tahu, Otak…kamu bahkan tidak pernah tahu apa yang aku rasakan karena kamu selalu berkutat dengan pemikiran-pemikiranmu sendiri kan?

Otak : Kenapa kamu selalu bilang TIDAK disaat aku bilang IYA? Atau sebaliknya?

Hati : Karena aku adalah tempat lahir cinta dan emosi…jadi aku tahu mana yang benar.

Otak : Benar? Bagaimana kalau itu salah, karena tempatmu terlalu digelapkan cinta dan emosi?

Hati : Cinta itu justru menerangkan segalanya…aku akan terus mencoba karena cinta…

Otak : Kita lihat saja nanti siapa yang akan menang…aku Cuma malas berkata “Kan…sudah kubilang apa?”

Mulut : AH CUKUP!!! Kalian membuatku sangat bingung sekarang. Aku terletak di antara tempat kalian, jembatan Otak dan Hati…Kalau kalian terus-menerus bertengkar hebat lalu keputusan apa yang harus aku sampaikan kepada dunia??


PS : Tulisan ini didedikasikan untuk semua yang memiliki passion-nya masing-masing...