Tuesday, July 27, 2010

Dunia Maya

Perempuan bertubuh pendek dan gemuk itu bernama Maya. Dia sedang bercermin seraya memilin rambutnya sendiri. Dia memperhatikan raut wajah yang hadir di sana. Dia sadar wajahnya tidak cantik. Muram, senyum, atau apapun ekspresinya akan tampak sama. Sama seperti teman-teman seperjuangannya dulu di sekolah-sekolah istimewa itu.

Maya menggigiti kuku jari tangannya, tampak gelisah. Disaat harusnya dia bersuka-cita karena dia merasakan cinta. Namun perasaan magis inilah yang justru membuat matanya yang bulat selalu basah. Tidak hanya kali ini dia merasakan cinta merembes ke hatinya dan melumpuhkan sel otaknya sesekali. Ironisnya, dia selalu takut setiap kali perasaan seperti ini mencoba mengetuk.

Maya bangkit dari tempat duduknya, pergi ke balkon kamarnya. Menghadap purnama yang juga tampak lelah dengan kesempurnaannya. Maya mendengar dentingan dawai gitar dari balkon rumah sebelahnya. Pria itu di sana. Cinta itu tertambat di sana. Maya tidak bisa melepas pandangannya dari jari-jemari yang secara apik menghasilkan bebunyian merdu. Pria itu memainkan gitar dengan khusyuk. Sadar ada seseorang memperhatikannya, diapun menoleh. Badan Maya kaku seketika, bersamaan dengan mata pria itu yang beradu dengan matanya. Sekali lagi dadanya bergetar. Sekali lagi cinta masuk…namun terasa ngilu menusuk. Sakit, karena tidak terkait. Buat apa rasa itu ada jika menyiksa?

Hatinya hancur karena pria itu tidak bisa membalas cintanya, itu pasti. Tapi kenyataan bahwa ketidaknormalannya yang menjadi penyebab, itu yang membuat perihnya berlipat-ganda. Dan inilah patah hati sejati. Sesungguhnya dia sama sekali tidak pernah bercita-cita menjadi sosok seperti momok. Ingin rasanya ia memaki, tapi buat apa? Dan kepada siapa? Tidak cukup nyalinya menghardik Tuhan. Karena Tuhan-lah tempat dia mencurahkan segalanya. Tempat air matanya berpulang.

Maya duduk di tempat tidurnya. Meraih boneka yang menemaninya lebih dari 25 tahun, kemudian memeluknya. Malam itu, dia sibuk mematikan cintanya sendiri sebelum beranak-pinak dan menggrogoti hatinya. Sebelum jiwanya sendiri ikut mati. Haruskah cinta dibatasi? Haruskah hidup selalu dijastifikasi?

Maya dan dunianya. Ketika dalam waktu bersamaan dia harus jatuh cinta dan patah hati. Ketika, sekali lagi, dia harus membunuh perasaannya sendiri. Ketika dia menyadari, down syndrome-nya akan terus membatasi. Entah sampai kapan…


Thursday, July 1, 2010

Mereka Panggil Aku 4LaY

Aku tidak bisa terima kalau mereka memanggilku 4LaY! Karena…

  1. Namaku bukan Alay…tapi Dolay! Sudah susah-susah aku mengganti nama yang pas dan lebih keren untuk mengganti nama Dodi pemberian Ibuku. Nama Dolay terlihat lebih “jagoan” kan?
  2. Nama Facebook ku kan keren…”dOL4y 9unThenx pUja4nx kHauM hAuWa”…kenapa pada protes? Kalau pakai nama asli? It’s so last year kaleee…
  3. Aku senang membuat status Facebook-ku panjaaaaaaang sekali. Apa salahnya? Status Facebook itu kan bisa juga berguna sebagai tempat curhatan. Kali aja ada yang simpati kan? Dari Facebooklah aku menemukan cintaku, Minah…yang kalau di Facebook dia bernama “MyNah SiicwexcUntixpluszbodogh Krenaaprmainandcciindthaa”…Oh Minah…I love you!! Dan satu lagi, setelah selesai menulis status FB panjang-panjang, aku langsung mengklik LIKE untuk statusku sendiri...
  4. Fotoku harus se-close up mungkin…karena motto hidupku : Narsis Pangkal Eksis…Aku dan pertemananku mempunyai ritual "putu2 narziest" jadi harus mengabadikan setiap moment di manapun, walau ujung-ujungnya lokasi aku berfotopun jadi tidak kelihatan karena tertutupi oleh wajahku yang terlalu close up. Aku ini hebat loh dalam mengoperasikan Photoshop! Lihat saja foto-fotoku, banyak sekali kan tulisan-tulisan yang aku modifikasi dan aku beri simbol-simbol seperti Love, bintang, dan lain-lain. Aku suka sekali fotoku yang tampak meriah dan colorful...kalian ngerti SENI kan? Oh iya aku harus menambah teman sebanyaaaaaakkk mungkin, kalau perlu hingga bikin 3 profile Facebook! Karena itulah bukti nyata keeksisan yang sebenarnya. Barometer anak gaul gitulah kira-kira…
  5. Banyak juga yang bertanya-tanya kenapa daftar siblings di profile FB ku banyak sekali? Helloooo…bodoh banget sih, itu nama-nama teman se-geng tauuuu, bukan nama-nama saudara kandungku….lagipula bukankah ada yang bilang “Manusia itu semua saudara”?
  6. Aku dan Minah sering ikutan acara-acara musik di stasiun-stasiun TV…memangnya salah kalau kami ingin terkenal? Itu cara mudah untuk mendapatkan uang loh…double pleasure kata orang-orang mah…triple pleasure malah, karena pertama bisa bolos sekolah, kedua muka semakin eksis dan dilihat orang-orang seantero tanah air, dan terakhir uangnya lumayan banget loh. Padahal cuma mejeng di depan panggung, pakai kacamata pager-nya Kanye West (btw, dia itu siapa sih?), rambut harus seklimis mungkin biar kalau kena lampu bisa sparkling-sparkling gitu, harus seheboh mungkin deh dandanannya…Dan YANG PALING PENTING adalah kita harus mampu berjoget dengan pasti! Jogednya harus seragam, karena ini namanya JOGET TERTIB…tapi tenang, ada kordinatornya kok. Gampang juga jogetnya, gayanya seperti “cuci-cuci jemur-jemur” gitu atau tangan roll ke depan dan ke belakang. Itu saja…yang penting heboh tapi tetap tertib. Bau matahari? Itu sudah biasa…Kalau mau jadi artis, harus mulai dari nol…ya mungkin dengan cara seperti ini.
  7. Oh iya, setiap aku jalan ke mall pasti adaaaaa aja yang nyeletuk sopan “alay”….Jelas dong aku bingung. Aku kan udah dandan se-kece mungkin untuk ngeceng di mall. Aku pakai kemeja lusuh yang di punggungnya banyak sekali bordiran, karena aku suka corak-corak yang ramai. Celanaku juga harus dari besar di pinggul sampai menciut sekali ke bawah. Kenapa agak besar di bagian pinggul sampai paha? Karena celana boxer warna pink-ku harus kelihatanlah! Tetap harus ada corak ramai pada jahitan-jahitan kantong. Agak Harajuku mungkin ya? Semakin ramai coraknya, semakin mencolok, dan pastinya semua tatapan mata akan tertuju padaku. Aku anggap itu bonus. Namanya juga eksis kan? Dan satu lagi, aku malas mengenakan sepatu, Indonesia panas Bung! Sandal jepit Swallow lah yang jadi penyelamat supaya gak gerah-gerah amat. Dan untuk menambah artistik pada wajah, aku menggunakan gel sebanyak mungkin demi memperlancip rambutku. Kalau bisa mukaku benar-benar ditutupi oleh poni panjang lancip bagai landak.
  8. Sikapku yang rebel dan rock and roll ini kan keren, kenapa semua harus kesal? Aku ini cuek, urusan sopan santun mah itu belakangan aja, rock star mana ada sih yang sopan? Dan aku ini kan sekeren rock star. Mau buktinya? kalau aku mendengarkan musik dengan menggunakan earphone aku sengaja memasangnya keras-keras, biar kalian semua tahu apa musik kesukaanku. RAWK MAN!! dan band rock kesukaanku adalah...ST 12!
  9. Kata mereka cara menulisku bikin pusing dan sulit dibaca. Sebenarnya aku yang terlalu kreatif atau mereka yang terlalu cepat menyerah mendalami bahasa baru sih? Tulisan yang mereka sebut short cut alay itu kan banyak loh gunanya, seperti : mempersingkat kata-kata agar lebih “padat berisi” atau bisa juga menjadi bahasa sandi tersendiri atau kode-kode kalau tulisan kita tidak mau dibaca oleh orang awam. Oke sedikit bocoran nih, aku akan memberikan beberapa kata-kata yang ada di kamusku:

”Aja” jadi ”Ae”

”Iya” jadi ”Ea”

”Gw” jadi ”W”

”Aku” jadi ”Q”

”Sempat” jadi ”S4”

”Itu” jadi ”I2”

”Sama” jadi ”5”

”Nya” bisa jadi ”X”

Praktis kan? Nah yang terakhir aku memang tidak tahu sebab-musabab kenapa huruf X bisa menggantikan NYA. Tapi ya sudahlah, mungkin memang aturannya seperti itu dan mau gak mau aku harus menurut saja biar gak dibilang kuper.

  1. Dan yang terakhir ini aku benar-benar kecewa…kenapa aku tidak boleh menulis sendiri tulisan ini? Kenapa harus diterjemahkan? Ah ya sudahlah….

‘Lam MoetZ eN mAneeSHt’

- dOLaY-

Peperangan batin

Otak : Sepertinya…aku memang tidak pernah cocok dengan Hati…dia terlalu sensitif.

Hati : Otak itu terlalu keras berpikir, terlalu banyak menimbang-nimbangkan hal yang seharusnya dirasa…bukan dipikirkan.

Otak : Setidaknya aku berkiblat pada realita, tidak seperti Hati yang selalu didominasi oleh mimpi.

Hati : Mimpi itu adalah harapan…Seseorang tanpa harapan dapat mati sia-sia.

Otak : Tapi harapan tanpa diimbangi logika malah dapat mematikan jiwa, bukan?

Hati : Aku berjuang demi apa yang aku rasakan

Otak : Tapi kau tidak boleh hanya merasa…kau harus melihat dan mendengarkan. Dan kedua hal tadilah yang menunjang tugasku…BERPIKIR.

Hati : Bagaimana kalau apa yang kau lihat dan kau dengar itu salah? Semua berpulang lagi pada diriku kan? Pada Hati yang memiliki tugas MERASA.

Otak : Kamu terlalu banyak membantah dirimu sendiri, Hati…padahal kamu tahu kebenaran realita yang sesungguhnya yang juga telah kupertimbangkan masak-masak! Dan bahkan dirimu sendiripun tahu mana yang benar, tapi kamu selalu menyangkalnya!

Hati : Jangan sok tahu, Otak…kamu bahkan tidak pernah tahu apa yang aku rasakan karena kamu selalu berkutat dengan pemikiran-pemikiranmu sendiri kan?

Otak : Kenapa kamu selalu bilang TIDAK disaat aku bilang IYA? Atau sebaliknya?

Hati : Karena aku adalah tempat lahir cinta dan emosi…jadi aku tahu mana yang benar.

Otak : Benar? Bagaimana kalau itu salah, karena tempatmu terlalu digelapkan cinta dan emosi?

Hati : Cinta itu justru menerangkan segalanya…aku akan terus mencoba karena cinta…

Otak : Kita lihat saja nanti siapa yang akan menang…aku Cuma malas berkata “Kan…sudah kubilang apa?”

Mulut : AH CUKUP!!! Kalian membuatku sangat bingung sekarang. Aku terletak di antara tempat kalian, jembatan Otak dan Hati…Kalau kalian terus-menerus bertengkar hebat lalu keputusan apa yang harus aku sampaikan kepada dunia??


PS : Tulisan ini didedikasikan untuk semua yang memiliki passion-nya masing-masing...

Saturday, June 5, 2010

PESTA


Dulu namaku Supriartno…dulu sekali, sebelum aku seterkenal sekarang dengan nama DJ Art. Aku adalah raja dari segala raja yang disembah-sembah. Permainan lampu dan visual yang ada di layar belakangku adalah tahtaku. Dan seperangkat turn table dihadapanku adalah alat peledak suasana yang bisa meletupkan segala euphoria di otak mereka. Semua rakyatku ada di bawah, mereka sedang mengangkat tangan penuh hormat. Beberapa menengadahkan minuman-minuman yang dipegangnya. Mereka menggilai caraku mengontrol setiap denyut dan hentakan yang keluar dari mesin ini secara bertubi-tubi. Kilatan blitz adalah makananku sehari-hari dan teriakan rakyatku beserta dengan tepukan meriah mereka adalah asupan energiku. Aku mampu menaik-turunkan kelabilan mereka dibawah pengaruh alkohol itu. Satu rentetan bunyi panjang dan dentuman keras di akhir bisa membuat mereka histeris kegirangan. Musik adalah jiwaku dan setiap aliran nada yang keluar dari speaker adalah emosiku. Biarlah rakyatku merasakan apa yang sedang kurasakan. Kekecewaan, kemarahan, kesedihan kusalurkan di sini. Rakyat bodoh! Mereka memuja seorang raja yang dulu berstatus pengemis kasih sayang. Raja yang dulu terabaikan. Raja yang terhina karena dirinya setengah tuli. Ini adalah dendamku. Siapa yang berani bilang penyandang tuna rungu tak mampu membuat musik yang menghipnotis? Bertengkarlah denganku melalui beat-beat ini!

Arrrrrggghhhh!!!! Aku memekik kegirangan. Temanku beberapa kali memanggil namaku, “Vinaaaa…Vinaaa!!! “ tapi tak kuhiraukan. Tak ada yang boleh membuyarkan konsentrasiku menyimak DJ Art. Sudah 4 tahun ini aku berstatus penggemar beratnya. Aku menggilai kemahirannya memainkan emosiku dengan musiknya. Aku hanya dapat berdiri menganga sembari sesekali memekik tertahan melihat keindahan visual yang ditampilkan di belakang DJ Art.. Tak peduli keringat terus membulir di sekujur tubuhku. Seperti aku tidak peduli dengan pandangan teman-temanku yang menilai diriku sudah gila dan menganggap musik yang kudengarkan ini adalah musik yang dibawa oleh kaum iblis dari neraka. Memang mereka siapa hingga bisa memberi pernyataan seperti itu? Toh aku tetap menjalankan ibadahku, aku tidak merokok apalagi menenggak alkohol, aku tidak berjoget seperti orang mabuk di sini, aku tidak berbuat keji dan melakukan anarki seperti mereka yang berbuat itu dan mengatasnamakan agamaku. Dan yang terpenting aku tetap menutup auratku, jilbab ini tak akan pernah kutanggalkan walaupun aku di pesta seperti ini. Ada yang salah?

Wanita itu benar-benar menyita perhatianku dari tadi. Aku tidak dapat mempercayai mataku sendiri melihat seorang wanita cantik memakai pakaian sangat santun di acara seperti ini, lengkap dengan jilbabnya yang tertutup rapat. Dia cuma berdiri, bertepuk tangan dengan anggunnya. Tidak seperti wanita-wanita lainnya di sini yang setengah sadar dan tidak peduli pakaian minimnya masih melekat atau tidak di tubuhnya. Walau demikian, ekspresi wanita itu tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya mendengarkan irama musik. Damai sekali melihatnya. Sudah bertahun-tahun aku menyandang predikat playboy karena selalu berganti wanita dengan cepatnya, namun tak satupun yang membuat perasaanku sedamai ini. Inilah sosok wanita yang kucari. Dia bisa menghadirkan kenyamanan walau hanya dengan melihatnya saja. Aku berjanji, kalau saja dia bisa menerimaku, aku akan menghentikan permainanku ini dan status baru sebagai playboy insyaf ada di depan mataku. Aku berjalan mendekatinya dengan ekstra hati-hati dan…BRAKK!! Seorang wanita cantik yang sedang mabuk menabrakku dan minumannya menodai kemeja putihku. Entah karena pengaruh alkohol atau memang wanita yang menabrakku ini cantik luar biasa? Kalau begini caranya, aku rela mengundur niatku untuk melepas status playboy. Aku menjulurkan tangan dan menyebutkan namaku, Rama…

Bukan main kecewanya aku dengan cowo brengsek itu! Dua bulan lagi kami akan menikah dan dia baru mengakui kalau dirinya adalah seorang homoseksual? Pantas saja selama kami berpacaran, aku selalu merasakan cintanya bukan untukku. Aku pasti dijadikannya sebagai tameng. Semua harus tega mengorbankan atau rela dikorbankan demi sebuah predikat bernama status dan akula salah satu korbannya. Aku muak dengan segala kepalsuan dan kemunafikan hidup! Aku membuang 3 tahunku dengan percuma, mencintai sepenuh hati seseorang yang bahkan ku tak tahu cintanya untuk siapa. Aku menenggak beberapa macam jenis minuman beralkohol agar semua mimpi akan cinta dan kehangatan kembali kupegang, dan aku tidak mau terbangun lagi. Kepalaku pening luar biasa hingga tak sadar menabrak pria berkemeja putih. Rama? Rian? Dana? Siapapun namanya tadi aku tidak peduli. Mimpiku disambutnya dengan baik. Beberapa percakapan tanpa sadar akhirnya mengantarkan kami ke suatu ruang kecil di sana. Kosong, sepi…hanya ada aku, pria berkemeja putih tadi, dan satu setan yang membujuk kami untuk bercinta. Oh ya…namaku Icha.

Hingar bingar pesta ini memang bukan untukku, kebetulan saja pesta ini bertepatan dengan hari ulang tahunku. Hari di mana seharusnya aku berbahagia menikmati pergantian umurku yang ke 29 tahun. Beberapa teman menghadiahiku sebuah kue berisi dedaunan memabukkan yang mereka sebut space cake. “Happy Birthday Dhany!”, kata-kata itulah yang terngiang-ngiang di kepalaku sementara otakku sudah tidak terlalu mampu lagi mencernanya dengan baik. Zat-zat endorphin yang masuk ke dalam tubuh membuat yang lainnya tertawa menggila bersama. Seperti halnya semua yang hadir di pesta ini, semua mencari kebahagiaan walau sesat dan sesaat. Begitu pula aku. Hatiku yang sekarang disesaki kegalauan teramat sangat. Aku harus tega membongkar semuanya demi sebuah kejujuran untuk Icha dan diriku sendiri. Masa laluku yang tidak menyenangkan membuatku mencari cinta lain untuk mengganti cinta ayah yang tidak pernah kudapatkan. Aku lelah menggunakan topeng ini bertahun-tahun. Aku lelah menutupi semuanya untuk menghindari hujatan orang banyak. Bukankah sebuah perasaan tidak dapat dipaksakan keberadaannya? Aku tidak dapat memaksakan hatiku untuk mencintai Icha dan memecut hatiku untuk berhenti mencintai sahabatku sendiri, Tyo.

Aku, Satryo Notonegoro, seorang pengusaha muda yang akhir-akhir ini sering diberitakan oleh media manapun karena kesuksesannya. Panggil saja aku, Tyo. Aku memang sukses di mata kebanyakan orang. Tapi tidak untuk batinku. Aku tidak bahagia. Hidupku diatur sedemikian rupa demi sebuah status. Tyo, dari keluarga Notonegoro harus tampak sempurna sepanjang hayat. Hubunganku dengan Dhany jelas saja tidak akan pernah boleh diketahui siapapun. Aku berjuang mati-matian meletakkan hubungan asmaraku di sebuah peti kecil, menguncinya rapat-rapat dan menyembunyikannya di sebuah ruang bernama rahasia. Demi sebuah status keluargapun aku rela memenjarakan perasaanku melalui sebuah perjodohan dengan seorang gadis kerabat dekat Ayah. Aku tidak mencintainya sama sekali, dan aku yakin gadis itupun juga begitu. Ini seperti sebuah proses rehabilitasi untuk sembuh. Aku harus mengorbankan dan menyakiti hatiku sendiri demi orang lain dan demi masa depanku. Aku menenggak sebuah jus mushroom bersama teman-temanku. Pandanganku mulai kunang-kunang hingga melihat sekeliling seperti efek kaleidoscope. Aku terus melahap substansi-substansi itu dengan suka cita agar bisa bebas dari segala kepenatan dan momok bernama realita. Gadis hasil perjodohan itu ikut menyuapiku potongan spacecake yang aku berikan untuk Dhany tadi. Dan Dhany hanya dapat memberiku senyuman ikhlas tertahan.

Aku Maya, seorang gadis yang ingin hidup bahagia dan membahagiakan orang lain. Ya…aku memang sesederhana itu. Aku mengemas hidup ini dengan penuh kesederhanaan. Aku tidak suka membuat semuanya jadi rumit. Termasuk perjodohanku dengan Tyo. Aku tidak terlalu mencintainya, tapi dia tampan dan kaya. Itu seudah cukup bagiku. Aku tidak membutuhkan cintanya, karena aku tahu cintanya bukan untukku. Begitupula aku. Hidup ini adalah perjalanan. Dan sebisa mungkin perjalanan itu harus dibuat menyenangkan. Kalau di satu jalan ada kegamangan, carilah kebahagiaan di jalan lain. Aku menerima perjodohanku karena ingin membahagiakan Ayah. Tapi aku bisa mendapati kebahagianku sendiri di jalan lain tanpa perlu beliau tahu. Ini semua hanya permainan, yang kadang kala kita membuatnya rumit dengan menggantinya dengan kata status. Hari ini sahabatnya ulang tahun, kami merayakannya dengan pesta gila hingga jiwa seperti akan melompat keluar dari raga. Aku tidak tahu siapa yang dicintai Tyo, dan aku tidak peduli. Setelah menyuapinya dengan sepotong spacecake, aku beranjak ke meja DJ untuk menemui cintaku di sana. Seseorang yang sangat kukagumi sejak dulu. Seseorang yang juga mengagumiku sepenuh hatinya. Aku mencintai dia sejak dia bernama Supriartno dengan status office boy di sebuah label rekaman.

Namaku Dmaz… aku hanyalah penikmat pemandangan pesta ini.

Tuesday, May 25, 2010

TIDUR

2008

Aku melihatmu tidur. Memandangi setiap raut yang ada, kelopak yang terpejam, dan kepolosan wajah yang menanggalkan semua masalah hidup, terutama rasa sakit itu.. Keringat mulai membulir pertanda suhu badanmu normal perlahan. Kamu tidur menghadapku dan masih menggenggam tanganku, tidak...aku tidak akan kemana-mana, karena digenggaman inilah perasaanku selalu berpulang. Nafasmu menderu tanpa terburu-buru...hangat. Istirahatlah, hingga esok kamu menemui ragaku tetap di sini, menjagamu. Cepat sembuh dan temui aku dengan kegilaan yang baru.

2009

Sekali lagi melihatmu tidur. Dengan tangan kanan terkalung di perutku, dan kepala menyender di bahuku hingga aku bisa tetap terjaga menikmati aroma rambutmu. Setiap sisi kulit kita bersentuhan halus...setiap sisi, tanpa terhalang apapun. Aliran darah di setiap nadiku masih melaju cepat. Aku masih bisa merasakan hangat lidah, lembut bibir, lekuk tubuh dan apapun itu yang menjadikan setiap detik malam ini terasa nikmat. Tak percaya malam ini kita terpaut...aku denganmu. Aku mencintaimu...dengan emosi dan logika. Selamat tidur. Tenanglah bersamaku hingga umur kita habis.

2010

Sekali lagi melihatmu tidur. Dengan pipi menggelembung dan perut buncit. Di dalamnya ada seorang lagi yang kucintai, entah siapa namanya...belum terpikirkan. Aku berusaha mencerna kesederhanaan cinta ini dengan sebaik-baiknya. Memeluk dua orang kucintai sekaligus tanpa menyisakan jarak, sungguh sebuah penawar segala rasa sakit yang pernah ada. Hangat. Kamupun tersenyum dalam tidur. Entah apa yang ada di dalam mimpimu, aku tak tahu. Semoga aku yang selalu ada di sana.

2011

Sekali lagi melihatmu tidur. Lucu sekali melihatmu pulas dengan mulut terbuka. Seakan menjadi gerbang keluar bagi keletihanmu yang teramat sangat hari ini. Keletihan yang ditentang habis-habisan oleh kesabaran. Menggantikan popok, menyusui, bercanda, menidurkan, dan beribu kegiatan yang kau salurkan dengan kasih sayangmu...untuk anak kita.Guratan ketulusan itu terus tertoreh di wajahmu malam ini. Aku bangga mencintai seorang pencinta.

2013

Sekali lagi melihatmu tidur. Dan hai, kita masih di sini...menikmati hidup. Apa kabar kiamat 2012 yang diselenggarakan para penganut kalender Maya? Itu tidak penting, yang terpenting aku masih di sini berbagi setiap detik denganmu. Kamu membalikkan badan memunggungiku. Ada raut kekecewaan di sana. Aku, si manusia tak sempurna, telah menyisakan kekesalan mendalam di hatimu. Aku hanya bisa terdiam. Memandangmu ditemani keheningan malam adalah luar biasa. Membawaku ke alam pemikiran untuk selalu membenahi kesalahanku dengan segera. Aku hanya bisa mencium rambut belakangmu malam ini, dan mengisi mimpimu dengan bisikkan ”Maaf”.

2035

Sekali lagi melihatmu tidur. Dengan kulit menua dan rambut putih menyembul. Kita masih di sini...masih menggilai satu sama lain. Ketidaksempurnaan makin tercetak di wajah masing-masing. Setiap raut keriput menceritakan sejarah. Punggung tanganku mengelus pipimu dengan hati-hati, tidak ingin mengusik mimpi indahmu di sana. Sekali lagi kamu menyunggingkan senyuman. Membuat sudut bibirku tak kuasa bergerak membentuk simpul bahagia. Damai. Sekarang kita kembali berdua. Si kecil berkembang dan kini sudah memiliki cinta sendiri. Mencintai seorang yang juga mencintainya. Seperti kita mencintainya. Seperti aku mencintaimu.

Entah kapan

Giliranmu melihatku tidur. Tidur panjang...dengan senyum ikhlas kaku terpajang. Jangan menangis, isteriku sayang. Waktuku sudah habis. Tapi cinta ini takkan pernah habis. Kecup keningku terakhir kali...dalam-dalam. Agar cintamu ikut bergulir menemaniku di sana dalam diam. Seperti selama ini...dan setiap malam.

Waktunya Berhenti

"Mencintai itu seperti menelan drugs...kamu dibuat nyaman, bakal ketagihan dan endingnya bisa saja sakit luar biasa...

euphoria itu bisa timbul disaat2 awal...disuapi imajinasi2 paling indah, kebahagiaan yang luar biasa, lupa akan semua realita...sampai kamu menempelkan kenyamanan sepenuhnya di sana, dan sebuah keterikatan akan bertransformasi menjadi ketergantungan...kamu tidak bisa lepas dari sana...dan perlahan rasa sakit itu pasti ada...tapi kamu tetap berjuang di dalamnya...berteriak-teriak minta belas kasihan agar rasa perih itu hilang...

yang paling menyakitkan adalah ketika kamu sudah menyadari tidak bisa bertahan dengan semua rasa sakit dan rasa kecewa yang ada namun di saat bersamaan kamu masih kecanduan dengan pengalaman2 indah bersamanya...dua kutub yang bertolak belakang namun paling sulit dipisahkan...

setelah itu kamu harus merehabilitasi hatimu sendiri...memenjarakan hidupmu untuk berjuang mati-matian keluar dari dunianya...walau rasa perih itu malah berlipatganda...kamu membutuhkan dia namun di satu sisi kamu harus menjauhinya...biar bagaimanapun kalian harus berpisah...setidaknya untuk saat ini...dan itu sangat menyakitkan...

tapi teruslah percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja setelah ini...tidak ada rasa sakit lagi...dan kamu akan sembuh dari kecanduan itu...kamu bisa menghirup udara kebebasan yang sebenarnya paling kamu butuhkan dari apapun...dan semuanya ternyata baik-baik saja...

bertemu dia kembali...dengan semua pelajaran yang sangat berarti...tanpa perasaan mengganjal lagi...dan lebih bahagia di kemudian hari...amien..."

"Amien..."

Cerita Ibu Akar Tentang Anak Pohonnya

Namaku akar, sebuah bagian kehidupan keluarga pohon yang tak pernah terlihat di permukaan. Yah, memang aku tak pernah mau terlihat. Biarkan aku tertanam di liang tanah hitam dengan seonggok kebanggaan terbesar yang pernah ada. Kebanggaan ketika melihat anak pohonku sudah tinggi menjulang berusaha meraih langitnya. Biarkan aku tersenyum dalam hening melihatnya tumbuh kokoh memberikan yang terbaik untuk sekitarnya. Si kerdil yang dulu hanya dapat bermain dengan kupu-kupu bersayap mungil kini bahkan telah dapat menjadikan dirinya sebagai sangkar kehidupan makhluk bersayap raksasa lainnya. Kebanggaan tak terkatakan selalu hadir di kala menengok ke atas memperhatikan pohon kecilku telah mampu berdiri dengan megah, melihat dunia dariketinggiannya, memberikan perlindungan pada manusia saat terik ataupun terguyur hujan, menghadiahi buah-buahnya untuk para pencintanya atau bahkan merelakan pundaknya digelayuti oleh candaan anak-anak manusia yang juga sedang menggapai mimpi mereka.

Kerja kerasku tak pernah sia-sia. Menyuapinya dengan banyak nutrisi yang aku cari dengan geliat-geliat lengan akarku di tanah ini, memberinya kekuatan dari bawah agar ia dapat terus berdiri tegak walau berat sekali beban ini. Tapi aku tak pernah mau mengeluh. Buat apa mengeluh? Toh ia sudah tidak mampu mendengar bahasaku lagi karena telah tumbuh tinggi menjauhiku dan ia tengah asyik bermain sendiri dengan kawanan awan yang sama takjubnya denganku.Namun aku terus berbahagia untuknya.

Tapi tahukah ia, aku sangat merindukan kedekatanku dulu dengannya, ketika ia masih meraung membutuhkanku, ketika ia masih terhuyung terkena butiran air hujan dari surga dan aku tetap mengokohkannya dari balik tanah kelam. Apakah ia juga sama merindunya denganku? Sesekali aku ingin bertanya langsung padanya, tapi apa daya…aku hanya dapat bercerita dengan bayangannya saja setiap tengah siang, karena cuma itu yang dekat denganku. Tidak, aku tidak mau dan tidak boleh mengeluh karenanya. Aku tulus mendampinginya dulu, kini, hingga nanti pada akhirnya aku harus mati…begitu juga ia.



HIJAU

Kuning : Kenapa?

Biru : Aku kehilangan dia

Kuning : Kehilangan dia? Atau cuma kehilangan semua moment bersamanya?

Biru : Aku..kehilangan semuanya…terutama rasa nyaman itu…

Kuning : Berarti kau membutuhkan rasa nyaman yang lain…bukan dia

Biru : Apa maksudmu?

Kuning : Oke, aku ulang dan pikirkanlah masak-masak…apakah kamu benar-benar yakin telah kehilangan dia? Kalau benar begitu, kejarlah! Tapi kalau kau hanya merindukan kenyamanan bersamanya, maka carilah penggantinya karena itu berarti kau tidak benar-benar membutuhkannya. Kau hanya ingin kenyamanan itu. Kenyamanan yang bisa saja kau dapatkan dari orang lain.

Biru : AKU MENCINTAINYA!!

Kuning : Aku tahu…sangat tahu…aku bisa merasakannya. Tapi apa yang kau butuhkan saat ini?

Biru : Aku ingin dia ada di sampingku. Menemaniku seperti dulu. Aku ingin kembali padanya tanpa ada halangan sedikitpun. Aku ingin dia meracuniku dengan kasih sayangnya sekali lagi…selamanya.

Kuning : Ingin? Bukan butuh?

Biru : Apa bedanya?

Kuning : Kau memang makhluk teregois yang pernah kukenal.

Biru: Kau mulai mengesalkan!!

Kuning : Kau cuma menginginkannya. Buat apa? Karena sebenarnya yang kau butuhkan pun bukan itu.

Biru : Aku benar-benar tidak mengerti…

Kuning : Saudaraku, aku tahu kau sangat mencintainya hingga nyaris gila. Tapi coba resapi makna lain di balik itu. Cinta bukan apa-apa ketika keyakinan dipisahkan darinya. Yakin…itulah kuncinya.

Biru : Kau membuatku sangat bingung…aku…aku butuh dia untuk mengisiku…Dia adalah belahan jiwaku…Soulmate!!

Kuning : Kau membutuhkan soulmate…aku tahu itu. Dan aku selalu percaya soulmate tidaklah harus saling terikat. Mereka punya caranya sendiri secara kasat mata. Bahkan musuh terbesarmu pun bisa menjadi belahan jiwamu karena kalian membutuhkan figure musuh satu sama lain.

Biru : Tidak lucu!

Kuning : Ini serius. Lihat dia sekarang…perhatikan baik-baik…apa dia masih mencintaimu? Tanpa perlu berbangga hatipun jawabannya tetap IYA, dia masih mencintaimu. Lantas, apa dia yakin denganmu? Apa kau sama yakinnya dengan dia? Bahkan kau pun belum yakin sama dirimu sendirikan? Kau tidak hanya sekedar ingin, Biru…Aku tahu persis kalian sangat saling membutuhkan tanpa kalian sadari. Cinta adalah keterikatan emosi yang bakal mati kalau tidak ada keyakinan dan rasio di dalamnya. Rasio…logika…bukan perhitungan dalam skala matematis ataupun perhitungan “aku sudah memberinya lebih dari itu!!”. Apakah kau sudah mencintainya dengan logika?

Biru : Aku…aku bingung

Kuning : Berarti belum. Kau belum siap kalau begitu. Mencintai dengan logika berarti kau sudah yakin benar-benar menerima dia seutuhnya sampai mati, tanpa terkecuali. Tanpa ada perasaan "Aku duluan!" Tenang saja…masih ada waktu. Semua ada prosesnya.Kau penuhi saja dulu dirimu dengan apapun yang kau inginkan dan kau butuhkan...baru raih dia dan temukan kenyamanan baru dengannya...kenyaman yang tak tergantikan hingga nafas kalian habis.

Biru : Aku mencintainya, Kuning…sangat…Tapi kau benar…masih banyak yang harus aku cari...begitu juga dia...semua butuh proses dan waktu. Tapi semua terus berotasi bukan? Aku takut…Aku takut benar-benar kehilangan dia karena waktunya tidak sesuai dengan waktuku.

Kuning : Apapun itu nantinya, kau harus menerima semuanya. Proses itu butuh pembelajaran. Pembelajaran itu akan mengembalikan otak normalmu yang sekarang sudah buntu karena emosi. Pembelajaran itu nantinya harus berhadapan dengan tes keikhlasan. Meski, kemungkinan terburuk, di akhir cerita dia tidak bersamamu, tapi dia akan tetap menjadi belahan jiwamu. Kalian akan tetap saling membutuhkan walau keadaannya berbeda. Semua akan baik-baik saja asal kau ikhlas. Percayalah.

Biru : Semoga

FITTING ROOM

Sebuah fitting room, cuma ada saya, cermin dan beberapa potong baju yang saya mau…Benar-benar ruang pribadi, tempat memilih...Saya adalah orang yang sangat detail dalam memilih sesuatu, ini itu harus dipertimbangkan dengan mencocokkan rasa dan logika, hati dan otak…dan ini yang membuat saya cenderung terlalu lama dalam memilih baju-baju ini…hanya 1 yang dapat saya kenakan karena keterbatasan saya, sementara ada berbagai macam yang saya mau…

Baju 1 : Sebuah polo shirt kuning jeder, dengan corak gambar berwarna lime green yang sangat meriah…hmmm…saya sebenarnya suka mengenakan baju ini, membuat hari-hari saya tampak selalu ceria dan menyenangkan karena warnanya yang cerah. Tapi…tampak silau ya? Pastinya ini akan membuat orang lain selalu melemparkan pandangan mereka ke baju ini…baju ini seakan dapat menyerap dan menghipnotis mata banyak orang untuk memperhatikannya…Terlalu ramai, terlalu berniat jadi pusat perhatian…Bukan pilihan yang cocok…

Baju 2 : Jas warna putih, terbuat dari bahan velvet dengan satu garis marun tipis di lengan dan kerahnya… Tampak elegan, saya ikut berubah menjadi seorang yang kaya raya jika memakainya... Jas ini membuat siapapun yang mengenakannya tampak cerdas, berwibawa, dan membawa kepercayaan diri tingkat tinggi di setiap langkah... Harganyapun mahal, dan butuh perjuangan yang berat untuk mendapatkannya.. Tetapi sekali saya berhasil mendapatkannya dengan perjuangan itu, maka setiap mata akan memandang kagum pada saya... Hahahaha...terlalu muluk-muluk... buat apa memperjuangkan sesuatu yang nantinya akan membuat kita kesulitan sendiri? Harganya yang mahal dan warna putih bersihnya membuat saya harus ekstra hati-hati untuk tidak menodainya atau membuatnya menjadi rusak...

Baju 3 : Kemeja kotak-kotak berwarna biru-putih-hitam... flanel tepatnya...so artsy!!! Yeay...saya suka ini! Saya suka yang berbau seni memang...tapi ketika saya mengenakannya, kenapa tiba2 saya merasa ada yang mengganjal? Kemeja flanel ini kerennya bukan main menurut saya...OH TIDAAAAKKK!!! Ternyata di bagian belakangnya ada bordiran merk kemeja ini yang etrpampang cukup besar...Ah, seperti tukang pamer saja ketika saya mengenakannya... Sayang sekali...

Baju 4 : Sweater rajutan berwarna hitam dengan corak pixel di bagian depan yang classy...Bagus sih...apalagi karena saya juga menyukai motif-motif klasik...Saya melihat diri sendiri di cermin...hmmm...kelihatan jauh lebih ”berani” ketika menggunakannya...tapi, sweater ini jadi selalu membuat panas, karena panas jadinya tidak nyaman, karena tidak nyaman bawaannya jadi ingin bertengkar terus! Warna hitam kan juga bisa memudar dan terlihat belel dengan cepat...AARGGHH tidak...tidak...motif classy nya membuat saya jadi kaku seperti diatur...saya tidak suka diatur!! EMOSI...

Baju 5 : Sebuah T-shirt warna abu-abu...simple, tidak ada motif apa-apa, ukurannya pas, bahannya nyaman dipakai, harganyapun pas sekali...Saya mengenakannya, terasa bebas... Warnanya abu-abu...Tidak perlu takut kotor seperti putih, tidak perlu takut belel seperti hitam... Abu-abu, semakin dia kotor, semakin dia belel maka akan tampak semakin keren menurut saya. Kesederhanaannya membuat saya jatuh cinta, tanpa motif rumit yang membuat pusing kepala...Kaos ini fleksibel, mudah beradaptasi dengan warna apapun atau jenis pakaian lain sebagai pendukungnya...Ternyata, orang se-complex saya memang membutuhkan sesuatu yangsimple...Saya suka kaos ini...Saya nyaman dengannya... Saya memilihnya, dan akan selalu membuatnya menempel terus di badan saya...

PS : Untuk kamu...yang membuat saya nyaman sekarang...

Dibuang Sayang

Saya pernah senang...Senang membuat kamu senang...Senang bisa merasa sayang...Sayang yang tak pernah gamang...

Tapi kenyataan sekarang? "Kadaluarsa" sudah tertera terang...Ribuan gambarpun meremang...Cerita itu sudah melayang...

Saya sudah habis guna... Kamu lenyap ntah kemana.. Cuma tinggalkan jejak di mana... Jejak yang masih merona... Namun, buat apa merana?


Pergi dan pergilah... Kalau kamu sudah jengah... Sayapun sudah lelah... Lelah tak berarti marah... Ikhlas kini mulai merekah...

Buat apa keluh sesal? Perjalanan kan tak pernah kekal? Kenyataan tak pernah membual...Saya pun sudah kebal...

Semua yang saya lakukan...

pasti ada alasannya...

pasti ada sebabnya...

pasti karena sesuatu pernah terjadi di masa lalu...

pasti berhubungan dengan saat ini...

pasti berkaitan dengan masa depan...

dan yang pasti...karena saya...

menjaga sesuatu untuk kita

*untuk kamu...semoga mengerti...maaf...

What is a bestfriend? One soul in two bodies - Aristotle

Banyak pandangan dan persepsi mengenai arti persahabatan...Semuanya punya pandangan sendiri-sendiri dalam memaknainya...seperti "A friend in need is a friend indeed" tapi justru ada yang berpikiran sebaliknya "A friend in need is a pest"...hahahaha

Gw sangat menjunjung tinggi arti persahabatan sebenarnya, dan selalu mencintai setiap makna yang terkandung di dalamnya...yaaa...walau pernah beberapa kali dikecewakan dengan permasalahan yang ada...Namun gw berhasil berdiri sampai saat ini pastinya karena
sahabat...

Dulu waktu SMA gw pernah benci dengan pernyataan FRIENDSHIP FOREVER...apa itu? Ngga bakal ada deh seorang sahabat sampai selamanya! Cuma orang yang naif yang bakal percaya dengan kalimat tersebut dan berujung pada kekecewaan yang mendalam....Tapi setelah gw pikir-pikir...sepertinya gw salah menilai konsep dari FRIENDSHIP FOREVER itu sendiri...ternyata, gw sadar....Persahabatan memang selamanya...tapi pastinya akan selalu berganti personil...seorang sahabat pergi pasti akan ada sahabat yang baru datang mengisi...begitu seterusnya...selamanya...Tapi tentunya, mereka pergi setelah menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya...seperti kata Benny Harris
"A true friend always leaves us better than he finds us"

Gw sangat menghargai persahabatan karena untuk ngedapetinnya susah banget. Ngedapetin seseorang yang bisa melengkapi, mendukung dengan tulus, ataupun hanya sekedar memahami siapa kita, tidaklah semudah kita membeli papir di Circle K (*analogi yang tidak bagus! hehehehe)...Tarun Shah pernah bilang
"It is easy to die for a friend, but difficult to find a friend who is worth dying for"...Well, gw sangat setuju dengan kalimatnya itu.

Gw pribadi pernah merasakan suatu moment yang membenarkan pernyataan
"Best friend is someone who understands you even without saying any words"...Seakan bisa bertelepati, diamnya kami saat itu justru bermakna banyak...bisa mengerti satu sama lain walau hanya dengan diam...aneh memang...tapi itulah persahabatan, bisa saling memahami dalam berbagai keadaan.

Gw sudah menaiki roller coaster kehidupan selama 25 tahun, menelan beberapa kejadian pahit dan beberapa kali hampir jatuh ke lubang yang sama...yang menolong gw? Pastinya Tuhanlah...tapi Dia selalu mengantarkan sahabat-sahabat terbaik untuk menolong gw dengan caranya sendiri-sendiri...menyelamatkan gw dari kegilaan...termasuk beberapa hari kemarin...Dan pada akhirnya gw menemukan quote resmi ciptaan gw sendiri...
"Sahabat adalah psikolog terbaik di seluruh dunia". Memang tidak terdengar sepintar quote lain tapi paling ga itulah hasil dari apa yang hati gw bisa bisikkan ke otak dan mengeluarkannya dalam bentuk kalimat aneh tapi beribu makna.

Terima kasih untuk sahabat-sahabat gw yang udah menolong gw selama ini, baik fisik maupun pikiran...terutama beberapa hari yang lalu...Lo memang psikolog terhebat tanpa lo sadari...