Kuning : Kenapa?
Biru : Aku kehilangan dia
Kuning : Kehilangan dia? Atau cuma kehilangan semua moment bersamanya?
Biru : Aku..kehilangan semuanya…terutama rasa nyaman itu…
Kuning : Berarti kau membutuhkan rasa nyaman yang lain…bukan dia
Biru : Apa maksudmu?
Kuning : Oke, aku ulang dan pikirkanlah masak-masak…apakah kamu benar-benar yakin telah kehilangan dia? Kalau benar begitu, kejarlah! Tapi kalau kau hanya merindukan kenyamanan bersamanya, maka carilah penggantinya karena itu berarti kau tidak benar-benar membutuhkannya. Kau hanya ingin kenyamanan itu. Kenyamanan yang bisa saja kau dapatkan dari orang lain.
Biru : AKU MENCINTAINYA!!
Kuning : Aku tahu…sangat tahu…aku bisa merasakannya. Tapi apa yang kau butuhkan saat ini?
Biru : Aku ingin dia ada di sampingku. Menemaniku seperti dulu. Aku ingin kembali padanya tanpa ada halangan sedikitpun. Aku ingin dia meracuniku dengan kasih sayangnya sekali lagi…selamanya.
Kuning : Ingin? Bukan butuh?
Biru : Apa bedanya?
Kuning : Kau memang makhluk teregois yang pernah kukenal.
Biru: Kau mulai mengesalkan!!
Kuning : Kau cuma menginginkannya. Buat apa? Karena sebenarnya yang kau butuhkan pun bukan itu.
Biru : Aku benar-benar tidak mengerti…
Kuning : Saudaraku, aku tahu kau sangat mencintainya hingga nyaris gila. Tapi coba resapi makna lain di balik itu. Cinta bukan apa-apa ketika keyakinan dipisahkan darinya. Yakin…itulah kuncinya.
Biru : Kau membuatku sangat bingung…aku…aku butuh dia untuk mengisiku…Dia adalah belahan jiwaku…Soulmate!!
Kuning : Kau membutuhkan soulmate…aku tahu itu. Dan aku selalu percaya soulmate tidaklah harus saling terikat. Mereka punya caranya sendiri secara kasat mata. Bahkan musuh terbesarmu pun bisa menjadi belahan jiwamu karena kalian membutuhkan figure musuh satu sama lain.
Biru : Tidak lucu!
Kuning : Ini serius. Lihat dia sekarang…perhatikan baik-baik…apa dia masih mencintaimu? Tanpa perlu berbangga hatipun jawabannya tetap IYA, dia masih mencintaimu. Lantas, apa dia yakin denganmu? Apa kau sama yakinnya dengan dia? Bahkan kau pun belum yakin sama dirimu sendirikan? Kau tidak hanya sekedar ingin, Biru…Aku tahu persis kalian sangat saling membutuhkan tanpa kalian sadari. Cinta adalah keterikatan emosi yang bakal mati kalau tidak ada keyakinan dan rasio di dalamnya. Rasio…logika…bukan perhitungan dalam skala matematis ataupun perhitungan “aku sudah memberinya lebih dari itu!!”. Apakah kau sudah mencintainya dengan logika?
Biru : Aku…aku bingung
Kuning : Berarti belum. Kau belum siap kalau begitu. Mencintai dengan logika berarti kau sudah yakin benar-benar menerima dia seutuhnya sampai mati, tanpa terkecuali. Tanpa ada perasaan "Aku duluan!" Tenang saja…masih ada waktu. Semua ada prosesnya.Kau penuhi saja dulu dirimu dengan apapun yang kau inginkan dan kau butuhkan...baru raih dia dan temukan kenyamanan baru dengannya...kenyaman yang tak tergantikan hingga nafas kalian habis.
Biru : Aku mencintainya, Kuning…sangat…Tapi kau benar…masih banyak yang harus aku cari...begitu juga dia...semua butuh proses dan waktu. Tapi semua terus berotasi bukan? Aku takut…Aku takut benar-benar kehilangan dia karena waktunya tidak sesuai dengan waktuku.
Kuning : Apapun itu nantinya, kau harus menerima semuanya. Proses itu butuh pembelajaran. Pembelajaran itu akan mengembalikan otak normalmu yang sekarang sudah buntu karena emosi. Pembelajaran itu nantinya harus berhadapan dengan tes keikhlasan. Meski, kemungkinan terburuk, di akhir cerita dia tidak bersamamu, tapi dia akan tetap menjadi belahan jiwamu. Kalian akan tetap saling membutuhkan walau keadaannya berbeda. Semua akan baik-baik saja asal kau ikhlas. Percayalah.
Biru : Semoga
No comments:
Post a Comment