Tuesday, May 25, 2010

TIDUR

2008

Aku melihatmu tidur. Memandangi setiap raut yang ada, kelopak yang terpejam, dan kepolosan wajah yang menanggalkan semua masalah hidup, terutama rasa sakit itu.. Keringat mulai membulir pertanda suhu badanmu normal perlahan. Kamu tidur menghadapku dan masih menggenggam tanganku, tidak...aku tidak akan kemana-mana, karena digenggaman inilah perasaanku selalu berpulang. Nafasmu menderu tanpa terburu-buru...hangat. Istirahatlah, hingga esok kamu menemui ragaku tetap di sini, menjagamu. Cepat sembuh dan temui aku dengan kegilaan yang baru.

2009

Sekali lagi melihatmu tidur. Dengan tangan kanan terkalung di perutku, dan kepala menyender di bahuku hingga aku bisa tetap terjaga menikmati aroma rambutmu. Setiap sisi kulit kita bersentuhan halus...setiap sisi, tanpa terhalang apapun. Aliran darah di setiap nadiku masih melaju cepat. Aku masih bisa merasakan hangat lidah, lembut bibir, lekuk tubuh dan apapun itu yang menjadikan setiap detik malam ini terasa nikmat. Tak percaya malam ini kita terpaut...aku denganmu. Aku mencintaimu...dengan emosi dan logika. Selamat tidur. Tenanglah bersamaku hingga umur kita habis.

2010

Sekali lagi melihatmu tidur. Dengan pipi menggelembung dan perut buncit. Di dalamnya ada seorang lagi yang kucintai, entah siapa namanya...belum terpikirkan. Aku berusaha mencerna kesederhanaan cinta ini dengan sebaik-baiknya. Memeluk dua orang kucintai sekaligus tanpa menyisakan jarak, sungguh sebuah penawar segala rasa sakit yang pernah ada. Hangat. Kamupun tersenyum dalam tidur. Entah apa yang ada di dalam mimpimu, aku tak tahu. Semoga aku yang selalu ada di sana.

2011

Sekali lagi melihatmu tidur. Lucu sekali melihatmu pulas dengan mulut terbuka. Seakan menjadi gerbang keluar bagi keletihanmu yang teramat sangat hari ini. Keletihan yang ditentang habis-habisan oleh kesabaran. Menggantikan popok, menyusui, bercanda, menidurkan, dan beribu kegiatan yang kau salurkan dengan kasih sayangmu...untuk anak kita.Guratan ketulusan itu terus tertoreh di wajahmu malam ini. Aku bangga mencintai seorang pencinta.

2013

Sekali lagi melihatmu tidur. Dan hai, kita masih di sini...menikmati hidup. Apa kabar kiamat 2012 yang diselenggarakan para penganut kalender Maya? Itu tidak penting, yang terpenting aku masih di sini berbagi setiap detik denganmu. Kamu membalikkan badan memunggungiku. Ada raut kekecewaan di sana. Aku, si manusia tak sempurna, telah menyisakan kekesalan mendalam di hatimu. Aku hanya bisa terdiam. Memandangmu ditemani keheningan malam adalah luar biasa. Membawaku ke alam pemikiran untuk selalu membenahi kesalahanku dengan segera. Aku hanya bisa mencium rambut belakangmu malam ini, dan mengisi mimpimu dengan bisikkan ”Maaf”.

2035

Sekali lagi melihatmu tidur. Dengan kulit menua dan rambut putih menyembul. Kita masih di sini...masih menggilai satu sama lain. Ketidaksempurnaan makin tercetak di wajah masing-masing. Setiap raut keriput menceritakan sejarah. Punggung tanganku mengelus pipimu dengan hati-hati, tidak ingin mengusik mimpi indahmu di sana. Sekali lagi kamu menyunggingkan senyuman. Membuat sudut bibirku tak kuasa bergerak membentuk simpul bahagia. Damai. Sekarang kita kembali berdua. Si kecil berkembang dan kini sudah memiliki cinta sendiri. Mencintai seorang yang juga mencintainya. Seperti kita mencintainya. Seperti aku mencintaimu.

Entah kapan

Giliranmu melihatku tidur. Tidur panjang...dengan senyum ikhlas kaku terpajang. Jangan menangis, isteriku sayang. Waktuku sudah habis. Tapi cinta ini takkan pernah habis. Kecup keningku terakhir kali...dalam-dalam. Agar cintamu ikut bergulir menemaniku di sana dalam diam. Seperti selama ini...dan setiap malam.

Waktunya Berhenti

"Mencintai itu seperti menelan drugs...kamu dibuat nyaman, bakal ketagihan dan endingnya bisa saja sakit luar biasa...

euphoria itu bisa timbul disaat2 awal...disuapi imajinasi2 paling indah, kebahagiaan yang luar biasa, lupa akan semua realita...sampai kamu menempelkan kenyamanan sepenuhnya di sana, dan sebuah keterikatan akan bertransformasi menjadi ketergantungan...kamu tidak bisa lepas dari sana...dan perlahan rasa sakit itu pasti ada...tapi kamu tetap berjuang di dalamnya...berteriak-teriak minta belas kasihan agar rasa perih itu hilang...

yang paling menyakitkan adalah ketika kamu sudah menyadari tidak bisa bertahan dengan semua rasa sakit dan rasa kecewa yang ada namun di saat bersamaan kamu masih kecanduan dengan pengalaman2 indah bersamanya...dua kutub yang bertolak belakang namun paling sulit dipisahkan...

setelah itu kamu harus merehabilitasi hatimu sendiri...memenjarakan hidupmu untuk berjuang mati-matian keluar dari dunianya...walau rasa perih itu malah berlipatganda...kamu membutuhkan dia namun di satu sisi kamu harus menjauhinya...biar bagaimanapun kalian harus berpisah...setidaknya untuk saat ini...dan itu sangat menyakitkan...

tapi teruslah percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja setelah ini...tidak ada rasa sakit lagi...dan kamu akan sembuh dari kecanduan itu...kamu bisa menghirup udara kebebasan yang sebenarnya paling kamu butuhkan dari apapun...dan semuanya ternyata baik-baik saja...

bertemu dia kembali...dengan semua pelajaran yang sangat berarti...tanpa perasaan mengganjal lagi...dan lebih bahagia di kemudian hari...amien..."

"Amien..."

Cerita Ibu Akar Tentang Anak Pohonnya

Namaku akar, sebuah bagian kehidupan keluarga pohon yang tak pernah terlihat di permukaan. Yah, memang aku tak pernah mau terlihat. Biarkan aku tertanam di liang tanah hitam dengan seonggok kebanggaan terbesar yang pernah ada. Kebanggaan ketika melihat anak pohonku sudah tinggi menjulang berusaha meraih langitnya. Biarkan aku tersenyum dalam hening melihatnya tumbuh kokoh memberikan yang terbaik untuk sekitarnya. Si kerdil yang dulu hanya dapat bermain dengan kupu-kupu bersayap mungil kini bahkan telah dapat menjadikan dirinya sebagai sangkar kehidupan makhluk bersayap raksasa lainnya. Kebanggaan tak terkatakan selalu hadir di kala menengok ke atas memperhatikan pohon kecilku telah mampu berdiri dengan megah, melihat dunia dariketinggiannya, memberikan perlindungan pada manusia saat terik ataupun terguyur hujan, menghadiahi buah-buahnya untuk para pencintanya atau bahkan merelakan pundaknya digelayuti oleh candaan anak-anak manusia yang juga sedang menggapai mimpi mereka.

Kerja kerasku tak pernah sia-sia. Menyuapinya dengan banyak nutrisi yang aku cari dengan geliat-geliat lengan akarku di tanah ini, memberinya kekuatan dari bawah agar ia dapat terus berdiri tegak walau berat sekali beban ini. Tapi aku tak pernah mau mengeluh. Buat apa mengeluh? Toh ia sudah tidak mampu mendengar bahasaku lagi karena telah tumbuh tinggi menjauhiku dan ia tengah asyik bermain sendiri dengan kawanan awan yang sama takjubnya denganku.Namun aku terus berbahagia untuknya.

Tapi tahukah ia, aku sangat merindukan kedekatanku dulu dengannya, ketika ia masih meraung membutuhkanku, ketika ia masih terhuyung terkena butiran air hujan dari surga dan aku tetap mengokohkannya dari balik tanah kelam. Apakah ia juga sama merindunya denganku? Sesekali aku ingin bertanya langsung padanya, tapi apa daya…aku hanya dapat bercerita dengan bayangannya saja setiap tengah siang, karena cuma itu yang dekat denganku. Tidak, aku tidak mau dan tidak boleh mengeluh karenanya. Aku tulus mendampinginya dulu, kini, hingga nanti pada akhirnya aku harus mati…begitu juga ia.



HIJAU

Kuning : Kenapa?

Biru : Aku kehilangan dia

Kuning : Kehilangan dia? Atau cuma kehilangan semua moment bersamanya?

Biru : Aku..kehilangan semuanya…terutama rasa nyaman itu…

Kuning : Berarti kau membutuhkan rasa nyaman yang lain…bukan dia

Biru : Apa maksudmu?

Kuning : Oke, aku ulang dan pikirkanlah masak-masak…apakah kamu benar-benar yakin telah kehilangan dia? Kalau benar begitu, kejarlah! Tapi kalau kau hanya merindukan kenyamanan bersamanya, maka carilah penggantinya karena itu berarti kau tidak benar-benar membutuhkannya. Kau hanya ingin kenyamanan itu. Kenyamanan yang bisa saja kau dapatkan dari orang lain.

Biru : AKU MENCINTAINYA!!

Kuning : Aku tahu…sangat tahu…aku bisa merasakannya. Tapi apa yang kau butuhkan saat ini?

Biru : Aku ingin dia ada di sampingku. Menemaniku seperti dulu. Aku ingin kembali padanya tanpa ada halangan sedikitpun. Aku ingin dia meracuniku dengan kasih sayangnya sekali lagi…selamanya.

Kuning : Ingin? Bukan butuh?

Biru : Apa bedanya?

Kuning : Kau memang makhluk teregois yang pernah kukenal.

Biru: Kau mulai mengesalkan!!

Kuning : Kau cuma menginginkannya. Buat apa? Karena sebenarnya yang kau butuhkan pun bukan itu.

Biru : Aku benar-benar tidak mengerti…

Kuning : Saudaraku, aku tahu kau sangat mencintainya hingga nyaris gila. Tapi coba resapi makna lain di balik itu. Cinta bukan apa-apa ketika keyakinan dipisahkan darinya. Yakin…itulah kuncinya.

Biru : Kau membuatku sangat bingung…aku…aku butuh dia untuk mengisiku…Dia adalah belahan jiwaku…Soulmate!!

Kuning : Kau membutuhkan soulmate…aku tahu itu. Dan aku selalu percaya soulmate tidaklah harus saling terikat. Mereka punya caranya sendiri secara kasat mata. Bahkan musuh terbesarmu pun bisa menjadi belahan jiwamu karena kalian membutuhkan figure musuh satu sama lain.

Biru : Tidak lucu!

Kuning : Ini serius. Lihat dia sekarang…perhatikan baik-baik…apa dia masih mencintaimu? Tanpa perlu berbangga hatipun jawabannya tetap IYA, dia masih mencintaimu. Lantas, apa dia yakin denganmu? Apa kau sama yakinnya dengan dia? Bahkan kau pun belum yakin sama dirimu sendirikan? Kau tidak hanya sekedar ingin, Biru…Aku tahu persis kalian sangat saling membutuhkan tanpa kalian sadari. Cinta adalah keterikatan emosi yang bakal mati kalau tidak ada keyakinan dan rasio di dalamnya. Rasio…logika…bukan perhitungan dalam skala matematis ataupun perhitungan “aku sudah memberinya lebih dari itu!!”. Apakah kau sudah mencintainya dengan logika?

Biru : Aku…aku bingung

Kuning : Berarti belum. Kau belum siap kalau begitu. Mencintai dengan logika berarti kau sudah yakin benar-benar menerima dia seutuhnya sampai mati, tanpa terkecuali. Tanpa ada perasaan "Aku duluan!" Tenang saja…masih ada waktu. Semua ada prosesnya.Kau penuhi saja dulu dirimu dengan apapun yang kau inginkan dan kau butuhkan...baru raih dia dan temukan kenyamanan baru dengannya...kenyaman yang tak tergantikan hingga nafas kalian habis.

Biru : Aku mencintainya, Kuning…sangat…Tapi kau benar…masih banyak yang harus aku cari...begitu juga dia...semua butuh proses dan waktu. Tapi semua terus berotasi bukan? Aku takut…Aku takut benar-benar kehilangan dia karena waktunya tidak sesuai dengan waktuku.

Kuning : Apapun itu nantinya, kau harus menerima semuanya. Proses itu butuh pembelajaran. Pembelajaran itu akan mengembalikan otak normalmu yang sekarang sudah buntu karena emosi. Pembelajaran itu nantinya harus berhadapan dengan tes keikhlasan. Meski, kemungkinan terburuk, di akhir cerita dia tidak bersamamu, tapi dia akan tetap menjadi belahan jiwamu. Kalian akan tetap saling membutuhkan walau keadaannya berbeda. Semua akan baik-baik saja asal kau ikhlas. Percayalah.

Biru : Semoga

FITTING ROOM

Sebuah fitting room, cuma ada saya, cermin dan beberapa potong baju yang saya mau…Benar-benar ruang pribadi, tempat memilih...Saya adalah orang yang sangat detail dalam memilih sesuatu, ini itu harus dipertimbangkan dengan mencocokkan rasa dan logika, hati dan otak…dan ini yang membuat saya cenderung terlalu lama dalam memilih baju-baju ini…hanya 1 yang dapat saya kenakan karena keterbatasan saya, sementara ada berbagai macam yang saya mau…

Baju 1 : Sebuah polo shirt kuning jeder, dengan corak gambar berwarna lime green yang sangat meriah…hmmm…saya sebenarnya suka mengenakan baju ini, membuat hari-hari saya tampak selalu ceria dan menyenangkan karena warnanya yang cerah. Tapi…tampak silau ya? Pastinya ini akan membuat orang lain selalu melemparkan pandangan mereka ke baju ini…baju ini seakan dapat menyerap dan menghipnotis mata banyak orang untuk memperhatikannya…Terlalu ramai, terlalu berniat jadi pusat perhatian…Bukan pilihan yang cocok…

Baju 2 : Jas warna putih, terbuat dari bahan velvet dengan satu garis marun tipis di lengan dan kerahnya… Tampak elegan, saya ikut berubah menjadi seorang yang kaya raya jika memakainya... Jas ini membuat siapapun yang mengenakannya tampak cerdas, berwibawa, dan membawa kepercayaan diri tingkat tinggi di setiap langkah... Harganyapun mahal, dan butuh perjuangan yang berat untuk mendapatkannya.. Tetapi sekali saya berhasil mendapatkannya dengan perjuangan itu, maka setiap mata akan memandang kagum pada saya... Hahahaha...terlalu muluk-muluk... buat apa memperjuangkan sesuatu yang nantinya akan membuat kita kesulitan sendiri? Harganya yang mahal dan warna putih bersihnya membuat saya harus ekstra hati-hati untuk tidak menodainya atau membuatnya menjadi rusak...

Baju 3 : Kemeja kotak-kotak berwarna biru-putih-hitam... flanel tepatnya...so artsy!!! Yeay...saya suka ini! Saya suka yang berbau seni memang...tapi ketika saya mengenakannya, kenapa tiba2 saya merasa ada yang mengganjal? Kemeja flanel ini kerennya bukan main menurut saya...OH TIDAAAAKKK!!! Ternyata di bagian belakangnya ada bordiran merk kemeja ini yang etrpampang cukup besar...Ah, seperti tukang pamer saja ketika saya mengenakannya... Sayang sekali...

Baju 4 : Sweater rajutan berwarna hitam dengan corak pixel di bagian depan yang classy...Bagus sih...apalagi karena saya juga menyukai motif-motif klasik...Saya melihat diri sendiri di cermin...hmmm...kelihatan jauh lebih ”berani” ketika menggunakannya...tapi, sweater ini jadi selalu membuat panas, karena panas jadinya tidak nyaman, karena tidak nyaman bawaannya jadi ingin bertengkar terus! Warna hitam kan juga bisa memudar dan terlihat belel dengan cepat...AARGGHH tidak...tidak...motif classy nya membuat saya jadi kaku seperti diatur...saya tidak suka diatur!! EMOSI...

Baju 5 : Sebuah T-shirt warna abu-abu...simple, tidak ada motif apa-apa, ukurannya pas, bahannya nyaman dipakai, harganyapun pas sekali...Saya mengenakannya, terasa bebas... Warnanya abu-abu...Tidak perlu takut kotor seperti putih, tidak perlu takut belel seperti hitam... Abu-abu, semakin dia kotor, semakin dia belel maka akan tampak semakin keren menurut saya. Kesederhanaannya membuat saya jatuh cinta, tanpa motif rumit yang membuat pusing kepala...Kaos ini fleksibel, mudah beradaptasi dengan warna apapun atau jenis pakaian lain sebagai pendukungnya...Ternyata, orang se-complex saya memang membutuhkan sesuatu yangsimple...Saya suka kaos ini...Saya nyaman dengannya... Saya memilihnya, dan akan selalu membuatnya menempel terus di badan saya...

PS : Untuk kamu...yang membuat saya nyaman sekarang...

Dibuang Sayang

Saya pernah senang...Senang membuat kamu senang...Senang bisa merasa sayang...Sayang yang tak pernah gamang...

Tapi kenyataan sekarang? "Kadaluarsa" sudah tertera terang...Ribuan gambarpun meremang...Cerita itu sudah melayang...

Saya sudah habis guna... Kamu lenyap ntah kemana.. Cuma tinggalkan jejak di mana... Jejak yang masih merona... Namun, buat apa merana?


Pergi dan pergilah... Kalau kamu sudah jengah... Sayapun sudah lelah... Lelah tak berarti marah... Ikhlas kini mulai merekah...

Buat apa keluh sesal? Perjalanan kan tak pernah kekal? Kenyataan tak pernah membual...Saya pun sudah kebal...

Semua yang saya lakukan...

pasti ada alasannya...

pasti ada sebabnya...

pasti karena sesuatu pernah terjadi di masa lalu...

pasti berhubungan dengan saat ini...

pasti berkaitan dengan masa depan...

dan yang pasti...karena saya...

menjaga sesuatu untuk kita

*untuk kamu...semoga mengerti...maaf...

What is a bestfriend? One soul in two bodies - Aristotle

Banyak pandangan dan persepsi mengenai arti persahabatan...Semuanya punya pandangan sendiri-sendiri dalam memaknainya...seperti "A friend in need is a friend indeed" tapi justru ada yang berpikiran sebaliknya "A friend in need is a pest"...hahahaha

Gw sangat menjunjung tinggi arti persahabatan sebenarnya, dan selalu mencintai setiap makna yang terkandung di dalamnya...yaaa...walau pernah beberapa kali dikecewakan dengan permasalahan yang ada...Namun gw berhasil berdiri sampai saat ini pastinya karena
sahabat...

Dulu waktu SMA gw pernah benci dengan pernyataan FRIENDSHIP FOREVER...apa itu? Ngga bakal ada deh seorang sahabat sampai selamanya! Cuma orang yang naif yang bakal percaya dengan kalimat tersebut dan berujung pada kekecewaan yang mendalam....Tapi setelah gw pikir-pikir...sepertinya gw salah menilai konsep dari FRIENDSHIP FOREVER itu sendiri...ternyata, gw sadar....Persahabatan memang selamanya...tapi pastinya akan selalu berganti personil...seorang sahabat pergi pasti akan ada sahabat yang baru datang mengisi...begitu seterusnya...selamanya...Tapi tentunya, mereka pergi setelah menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya...seperti kata Benny Harris
"A true friend always leaves us better than he finds us"

Gw sangat menghargai persahabatan karena untuk ngedapetinnya susah banget. Ngedapetin seseorang yang bisa melengkapi, mendukung dengan tulus, ataupun hanya sekedar memahami siapa kita, tidaklah semudah kita membeli papir di Circle K (*analogi yang tidak bagus! hehehehe)...Tarun Shah pernah bilang
"It is easy to die for a friend, but difficult to find a friend who is worth dying for"...Well, gw sangat setuju dengan kalimatnya itu.

Gw pribadi pernah merasakan suatu moment yang membenarkan pernyataan
"Best friend is someone who understands you even without saying any words"...Seakan bisa bertelepati, diamnya kami saat itu justru bermakna banyak...bisa mengerti satu sama lain walau hanya dengan diam...aneh memang...tapi itulah persahabatan, bisa saling memahami dalam berbagai keadaan.

Gw sudah menaiki roller coaster kehidupan selama 25 tahun, menelan beberapa kejadian pahit dan beberapa kali hampir jatuh ke lubang yang sama...yang menolong gw? Pastinya Tuhanlah...tapi Dia selalu mengantarkan sahabat-sahabat terbaik untuk menolong gw dengan caranya sendiri-sendiri...menyelamatkan gw dari kegilaan...termasuk beberapa hari kemarin...Dan pada akhirnya gw menemukan quote resmi ciptaan gw sendiri...
"Sahabat adalah psikolog terbaik di seluruh dunia". Memang tidak terdengar sepintar quote lain tapi paling ga itulah hasil dari apa yang hati gw bisa bisikkan ke otak dan mengeluarkannya dalam bentuk kalimat aneh tapi beribu makna.

Terima kasih untuk sahabat-sahabat gw yang udah menolong gw selama ini, baik fisik maupun pikiran...terutama beberapa hari yang lalu...Lo memang psikolog terhebat tanpa lo sadari...

Lebih dari 1.314.749 detik

Dulu kita emang pernah ga sengaja ngejatuhin kaca sampe pecah berantakan...pecahannya bahkan sampe bikin tangan gw dan kaki lo berdarah-darah....inget kan? gw kesel sama lo karena lo udah bikin tangan gw luka-luka, lo juga nyalahin gw karena gw udah bikin kaki lo sakit luar biasa...akhirnya kita jalan ke tempat yang berbeda untuk cari pengobatan...lo kemana, gw pun kemana...tapi itu dulu...dulu banget...lebih dari 1.314.749 detik yang lalu...

Sekarang luka-luka bekas pecahan kaca itu juga udah sembuh, tapi sayangnya emang masih ada bekas sobekan di kulit kita masing-masing...permanen ya kayanya?? selama lebih dari 1.314.749 detik itu juga kita masih kebayang-bayang waktu itu, gimana kronologisnya sampe kaca itu pecah, gimana kerasnya suara pecahan itu, gimana bisa pecahannya sampe nyiptain darah-darah itu...tapi beda versi..versi lo...dan versi gw...

Kayanya lo masih grasak-grusuk nyari dokter skin surgery untuk lenyapin bekas sobekan di kaki lo itu...sedangkan gw? gw udah cukup puas karena luka di tangan gw udah sembuh walaupun bekasnya masih sangat nyata...sementara lo masih cari-cari pengobatan alternatif, gw udah usaha nyusun pecahan kaca itu...gw susun biar nyambung lagi..berhasil walaupun retakan-retakan kasarnya masih kelihatan jelas...tapi lo sih terlalu grasak-grusuk akhirnya tu kaca kesenggol n pecah lagi...sekarang gw jadi luka lagi de, tapi untungnya cuma dikit...dikit bgt...di jari tengah gw..

Gw pun capek, sekarang gw cuma bisa nyingkirin pecahan-pecahan kaca itu ke pojokan tempat orang-orang ga pernah jalan di sekitarnya...gw umpetin supaya ga ada lagi yang terluka gara-gara pecahannya...gw udah ga bisa usaha apa-apa lagi karena tu kaca udah jatuh dua kali jadi pecahannya pun makin ga karuan...cuma waktu yang ga kenal kompromi yang bisa ngebetulin semua ini...ga tau bakal berhasil atau ga...apakah nantinya pecahan2 kaca itu bakal jadi seindah dan sekuat mozaic? atau malah tambah ancur jadi beling-beling kecil yang ga layak lagi disentuh? ga ada yang bakal tau...kita liat aja nanti...mungkin butuh beberapa kali 1.314.749 detik lagi...

Konsep ikhlas, bahagia dan bersyukur

Menurut kami :

Servo Caesar Prayoga :
You don't have to search/ find/ hunting for this thing called "Keikhlasan" till the end of time...Thank God, it's already in our heart, it's always been there, it's our default setting since we were born....tinggal menunggu untuk di-click aja, semudah mengklik mouse,dan fitur ini bisa dipakai kapan aja, dimana aja, sama siapa aja....tanpa batas dan gratis...

Ikhas tidak sendiri, dia juga punya SAHABAT2...mereka bernama SABAR dan SYUKUR...SABAR dalam menerima segala cobaan & ujian, berSYUKUR atas segala nikmat & rezeki yang telah,sedang dan akan diterima...dan IKHLAS dalam menjalani semuanya...

Intinya adalah mensinkronisasi antara POSITIVE THINKING dan POSITIVE FEELING (dalam Hal ini keselarasan antara Otak/Pikiran dan Hati/Perasaan)...se-simpel

ini aja aturan mainnya,COBA DEH....latihan-nya seperti jika kita sedang berusaha nyari frekuensi gelombang radio (tuning)...persis kayak gitu, bener deh cin...begitu 2 Hal ini bisa selaras, gue berani taruhan...u can get whatever u want, u can be whatever u want to be, and most of all, u can understand the reason why God create and unleash u into this world...Barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal tuhannya (Hadist Muhammad SAW)....(dikutip dari : Erbe Sentanu, author-nya Quantum Ikhlas)

Efek yang paling bisa lo rasain : u will be happy, wheter it's for nothing or something....lo bisa mendapatkan KETENANGAN dalam hidup,energi yang tak terbatas untuk berbuat baik/positif kepada sesama, dan yang pasti : The ability to Love Unconditionally, just like The Love that God always gives to us...selamat mencoba ya...

Someone :
"Love starts to Hurt when anything else is getting bigger than the Love its self"...

Pada saat kita mencintai sesuatu/seseorang, sampai melebihi cinta kita kepada hal2 penting lainnya, terutama darimana orang itu berasal (baca: Tuhan Yang Maha Esa), maka hal berikut akan menjadi kecenderungan yang pasti terjadi : Love will find the way...TO ADDICTION...dan segala sesuatu yang berlebihan tentu saja tidak baik, karena Tuhan sudah mengatur semuanya secara adil,seimbang,dan sesuai kadar/porsinya...kebayang gak kalau Tuhan, atau orang yang kita cintai, mulai LEBAY, pusing gak cin...bahkan bayi kecil pun akan merasa terganggu jika seseorang mengekspresikan rasa sayangnya secara berlebihan...

Satu hal yang harus diresapi, cinta itu salah satu bentuk dari keikhlasan (based on ur note "Hijau")...output,blueprint,beginning of all the creation...cinta bukan hasil, dia sudah di-niatkan dan dijalani (Tuhan tidak menciptakan alam semesta dan manusia agar punya sesuatu untuk dicintai, tetapi dia menciptakan karena didasari oleh rasa cinta)...Muhammad SAW menyendiri mencari jawaban kehidupan di Gua Hira karena rasa cinta, bukan dia mengumpulkan umatnya untuk kemudian dicintai...Jika kita bisa meniru cinta seperti itu...i can say we're one step closer to be a Mukhlisin (orang yang Ikhlas)...berapa lama lagi perjalanannya..hehe, tenang aja..kita udah sampai dari dulu, hanya perlu diingatkan saja...dalam mencintai seseorang, jangan lupa sama yang "bikin"...orangnya aja udah bisa bikin kita jatuh cinta seperti itu, apalagi yang ngirim dari "atas" sana...hehe...



Hufff...panjang2 amat ya...yang pendek deh :

Fajri Pradana Putra :
Niatin happy ending...bahagia bukan berarti harus sama dia atau apapun...tapi apapun hasilnya lo harus ngerasa bahagia...tanemin sugesti itu...

Octa Ramayana :
Tarik nafas dalam dalaaaaammm.... baca Hamdalah atas apapun yang lo terima.. be thankful :D ...

Dmaz Brodjonegoro :
Yang bisa bikin kita bahagia ya kita sendiri...kalaupun ada orang yang bisa bikin kita bahagia berarti itu cuma bonus...dan jangan terlalu ngarepin bonus karena ngga selalu datang...

PENSIL

Gw pernah dikasih pensil, bagus banget, gw suka warnanya, keren banget bentuknya, bikin tulisan gw bagus setiap hari. Kemudian pensil itu pernah patah, gw coba sambung dan berhasil, berguna sesaat, tapi sekarang patah lagi, gak tau deh bisa dibenerin lagi atau gak, soalnya udah patah 2x, meskipun bisa disambung lagi tapi pasti makin susah dipake. Gw takut patah 3x tapi kalo dibuang sayang juga karena dia pernah nemenin gw tiap hari. Suatu hari ada yang minta pensil ini. Walaupun gue dan orang itu sama-sama terobsesi, kayaknya pensil ini bakal lebih cocok kalo sama dia. Akhirnya gue kasih, lagian daripada patah 3x di gw? 20 September 2008 pensil ini gw kasih sama yang minta, total, semua bagiannya, bener2 utuh, sampe ga ada bekasnya lagi di gw. Mulai hari itu, semua bakal berubah tanpa pensil itu di tempat pensil gw. Terus sekarang gue minta Tuhan untuk ngasih gw pensil mekanik, biar lebih keras, lebih awet, trus gak bisa patah juga.....Oke, Tuhan?

Sekarang, pensil kesayangan gw udah resmi diminta sama orang lain yang juga tergila-gila sama pensil itu..."gw harus ikhlas" kata2 itu yang selalu terngiang2 di otak gw sampe gw ga bisa tidur selama 3 hari ini...beberapa temen gw ada yang nawarin spidol, rapido,crayon, bahkan stabilo yang menurut mereka itu bisa jadi pengganti terbaik sebuah pensil usang karena benda2 itu pastinya akan memberikan hasil goresan yang lebih nyata dan jelas, ga kaya pensil...tapi...ga bisa, yang gw butuhin cuma pensil...spidol, rapido,crayon, bahkan stabilo ga akan bisa ngegantiin esensi pensil...goresan pensil bisa halus dan kasar sekaligus untuk membentuk suatu sketsa yang keren bgt!

Gw butuh pensil!! mekanik mungkin? biar ga ga gampang patah kaya pensil kayu gw yang lama...tapi itu juga pastinya ga bisa ngehasilin goresan sketsa sesempurna pensil kayu kan?

Sekarang pensil gw itu udah berada di tempat pensil orang lain yang jauh lebih bagus daripada punya gw...tapi...yang gw sesalin cuma satu...pensil itu ga pernah tau gimana sayangnya gw sama dia, ga pernah tau betapa berarti goresannya di buku gambar gw, ga pernah tau seseneng apa gw waktu mengarsir tebal tipis suatu sketsa dengan bantuannya, udah beratus-ratus buku gambar yang udah pernah dihias sama kesederhanaan goresannya, buku-buku gambar itu sekarang juga kesepian, mereka nanya "kapan ada pensil baru yang bisa percantik kami lagi?"...dan gw cuma bisa memamerkan senyuman miris sambil angkat bahu...sekarang, tempat pensil gw sepi...yang berbekas cuma beratus-ratus gambar yang udah pernah tercipta dari pensil itu...pensil itu sekarang udah seneng, ga perlu lagi gw utak-atik dengan pernyataan cinta yang dipendam dengan percuma selama 3 tahun...

*buat para cowo dan cewe di luar sana yang lagi jatuh cinta...nyatain aja secepatnya, sebelum telat...sebelum tempat pensil kalian kehilangan pensil terbaiknya... selamanya...

Sketsa Milik Sketsa

Pukul 04.00 WIB, sebuah mobil sedan tahun 90’an berwarna biru tua tiba di suatu rumah mungil. Seorang laki-laki muda keluar dari mobil itu. Ekspresinya menunjukkan ia sedang diliputi kebosanan sekaligus kelelahan yang teramat sangat. Laki-laki itu masuk ke suatu ruangan yang didominasi warna biru dengan beberapa poster dan coretan-coretan menghiasi tembok, tempat ia mengistirahatkan dirinya dan menenangkan pikiran dari segala kerumitan yang ada. Dia menyalakan speaker I-Pod nya dan Sigur Ros-pun membantu mengendalikan pikirannya dengan menyuarakan Heima. Sketsa Vodcarino namanya. Ia bukan apa-apa, tapi siapa. Paling tidak ia berusaha untuk menjadi “siapa” untuk orang lain, terutama wanita itu. Sketsa mengambil satu buah endorphine dan merebahkan tubuhnya di kasur tanpa melepas sneakers coklatnya terlebih dahulu. Pikirannya menerawang, menerobos kepenatan yang sedang menghantuinya beberapa minggu terkahir ini. Proses hisap-buang endorphine itu beberapa kali mulai membawa dirinya masuk ke dalam absurditas memori. Ia mencoba mengingat-ingat setiap detail yang merubahnya menjadi sosok seperti saat ini.

Awal Maret 2008, Lana, seorang gadis cantik berkreativitas tinggi akhirnya menikah juga dengan seorang pemusik anak orang kaya. Sketsa sangat memuja Lana hampir 4 tahun lamanya. Mereka sudah bersahabat selama itu, menikmati setiap moment sekecil apapun. Mereka pernah tidur di jalan bersama karena mobil Lana mogok dan mereka terlalu mabuk untuk meminta bala bantuan. Mereka juga sudah menelanjangi satu sama lain dengan mengupas habis semua cerita kehidupan mereka dari A sampai Z sampai A lagi. Mereka pernah berjalan kaki tengah malam karena tidak punya uang untuk membayar taksi, dan untuk mengusir perasaan lelah mereka membuat beberapa permainan dari sebuah pensil. Itulah persahabatan Lana dan Sketsa.

Tapi masih ada satu rahasia besar milik Sketsa dan Lana tidak mengetahuinya sama sekali. Sketsa mencintainya. Mungkin teramat mencintainya hingga dia tidak mau kehilangan Lana. Ya…kata “tidak mau kehilangan Lana”-lah yang menjadikan alasan Sketsa tidak pernah memberitahu perasaannya ini. Sketsa tahu persis Lana pasti akan menjauhi bahkan meninggalkannya jika ia tahu hal ini, karena Lana memang tipe seperti itu. Apalagi Sketsa tahu Lana sedang mencintai laki-laki lain. Sketsa tidak pernah mau mencoretkan noda apapun di persahabatan mereka. Biarlah ia berkorban asalkan sosok Lana masih terus ada di sampingnya. Bodoh. Sketsa memang bodoh. Lana sudah terlanjur memberikan setitik warna merah menyala di kanvas kehidupannya. Warna mencolok yang terangnya mengalahkan semua warna lain, walau hanya setitik.

Beberapa hari sebelum Lana menikah, Sketsa kalap bukan main. Sketsa pergi ke suatu pantai, menatap dalam-dalam bauran langit dan laut, berusaha menyatukan pikiran dan emosinya. Ia meminta Tuhan segera menyelamatkan pikirannya dari kegilaan. Sehari sebelum pernikahan Lana, Sketsa datang dan memberikan pensil yang pernah mejadi kenangan persahabatan mereka yang kayunya sudah tertoreh “Goodluck to you and the King”. Itulah Sketsa, segenap hatinya sudah mengikhlaskan Lana. Sketsa yakin, pasti akan datang pensil baru ke dalam genggaman tangannya.

-----

Endorphine di tangannya sudah habis. Kini ia sibuk mencari rokok Marlboro Light milik seorang temannya yang kebetulan tertinggal. Lagu di I-Pod pun sudah berubah. Kini giliran Aqualung yang menemaninya dengan Cant Get You Out of My Mind.

A kiss is not just a kiss

A smile is more than a smile

Maybe we get together

Maybe forever

Maybe just for a while…

Thought you'd never be mine

I thought I was wasting my time

Darling every time I think of you

I can't believe it's true

That you're here by my side

Lirik-lirik yang tepat untuk dibisikkan ke telinga seorang Kias Artequila. Seorang wanita cantik, cuek, apa adanya, cerdas, sangat kreatif, mandiri dan berselera tinggi. Gadis ini yang hampir selama 4 bulan ini menemani keseharian Sketsa. Tangan sketsa meraih frame berisi foto mereka berdua dalam bentuk siluet. Ia tersenyum geli namun miris. Siluet ini penuh misteri. Andai saja mereka bebas menjadi pasangan sepenuhnya, pastinya foto yang dipajang bukanlah hanya sekedar siluet.

Akhir Maret 2008, Sketsa sengaja menyibukkan diri dengan apapun. Pastinya atas nama “melupakan Lana”. Hari itu, Sketsa menghabiskan satu hari penuh dengan beberapa orang temannya. Di situlah Sketsa sekali lagi bertemu Kias. Kias datang tidak bersama Edgar, pacarnya yang kebetulan berteman dengan Sketsa. Edgar sedang berkuliah di luar negeri. Dulu, Sketsa tidak pernah menyukai Kias karena kelakuannya yang terlalu cuek dan terkesan buruk untuk kategori WANITA. Tapi hari itu, semua pemikiran buruk Sketsa tentang Kias segera dibuyarkan dengan kelebihan-kelebihan yang Kias miliki yang selama ini tidak pernah sekalipun diketahui Sketsa. Sketsa segera mengutuk dirinya karena pernah menganggap Kias adalah seorang cewe biasa yang menyebalkan. Ternyata Kias adalah kumpulan dari segala yang luar biasa. Hari itu, Sketsa benar-benar dibuat melupakan jejak Lana sama sekali.

Sketsa mulai menyukai berteman dengan Kias, begitu juga sebaliknya. Entah gelombang magis apa yang ada saat itu, yang jelas gelombang itu sudah mampu mendekatkan mereka tanpa sadar sama sekali. Mereka saling terhipnotis untuk menggilai satu sama lain. Pemikiran mereka disatukan oleh alam. Hingga perasaan itu mulai mencoba mengetuk. Perasaan yang melibatkan naluri dan emosi. Perasaan yang seharusnya tidak boleh hadir, karena… Edgar ada di sana, mencintainya, rela mengorbankan semua nafasnya untuk kehidupan Kias. Sketsa tersadar dari mimpi indahnya, beranjak mundur sebelum semuanya berubah menjadi buruk. Sketsa tidak mau menjadi bodoh sekali lagi. Ia sudah berjanji. Sketsa pergi…lenyap. Namun Kias tidak tinggal diam...Kias mencarinya.

-----

Satu puntung rokok habis terbakar sia-sia. Sketsa hanya menghisapnya dua kali. Karena dia terlalu disibukkan dengan permainan memori yang tidak ada habisnya. Sketsa beranjak mencari minuman sisa semalam. Cuma ada Mix Max Cranberry peninggalan saudaranya. Dua teguk sudah habis. Sekarang pikirannya makin tidak karuan. Pikiran ini sudah menghantuinya dua minggu terakhir ini. M83 mengumandangkan Farewell Goodbye seakan mendukung Sketsa untuk tetap mengingat hal itu…

Sketsa menghilang hampir 2 minggu lamanya, bukan untuk menghindar tapi untuk menemukan jawaban. Apakah Sketsa benar-benar sudah bisa melupakan Lana? Apakah Sketsa menjadi “si Bodoh” sekali lagi? Apakah Sketsa mulai mencintai Kias? Dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Dia sudah bisa mengikhlaskan Lana tapi sayangnya dia mulai mencintai Kias.

Sketsa menutup wajahnya dengan bantal sekeras mungkin, sampai dadanya sesak. Tapi sesaknya tidak terlalu mengganggu. Tidak seperti perasaannya saat itu…

Jumat 16 Mei 2008, mereka berdua bertemu tanpa disengaja. Emosi dan perasaan kangen tak tertahankan akhirnya meletup hingga membuahkan sebuah ciuman yang tidak akan pernah bisa dilupakan Sketsa seumur hidup. Bagaimana bisa dia mencium pacar temannya sendiri? Pergi kemana akal sehatnya yang selama ini menjunjung tinggi kata-kata Anti Pengkhianatan? Mungkin Sketsa tidak sekedar bodoh saat itu, dia bahkan sudah sinting. Tapi setolol itukah untuk merasakan cinta sekali lagi?

Setiap hitungan nano detik, Sketsa merasakan perasaan itu makin berkembang biak menjadi berjuta-juta kali lipat. Hal yang pernah dirasakannya ketika pertama kali terhipnotis oleh Lana 4 tahun lalu. Sketsa mungkin memang orang paling tolol sedunia karena telah jatuh ke lubang yang sama. Keledai yang terlalu percaya diri untuk menganggap dirinya sebagai kuda Pegasus. Sketsa tahu dia seorang Super Silly Man yang sedang terbang tinggi dengan sayap kasat matanya. Oleh karena itu dia tidak membutuhkan penegasan dari siapapun yang menyatakan bahwa tindakannya ini bodoh. Sketsa sadar benar ia salah. Satu-satunya yang benar adalah dia tidak membohongi dirinya lagi seperti ketika bersama Lana. Sketsa tidak memperdulikan orang lain yang pastinya menghujat setiap perbuatannya ini. Sketsa menganggap sekali-kali egois untuk menyenangkan diri sendiri itu wajar.

Sketsa tidak terjebak dalam kebutaan, ia masih bisa memperhitungkan logika. Keputusan yang luar biasa tidak masuk akal. Sketsa resmi berpacaran dengan Kias 16 Mei 2008 pukul 22.08 dan akan mengakhirinya 3 bulan ke depan, sampai Edgar benar-benar datang ke Indonesia karena sudah lulus. Terdengar idiot memang. Tapi Sketsa tidak peduli. Dia juga tidak peduli alasan kenapa Kias mau menerimanya sebagai orang kedua. Apakah Sketsa cuma sebagai objek penghapus rasa kehilangan Kias terhadap Edgar untuk sementara? Sketsa sama sekali tidak peduli. Yang ia tahu, ini semua adalah proses belajar. Belajar mencintai seseorang dengan sangat tulus dan tidak mengharapkan apa-apa. Bukankah banyak yang bilang cinta tak harus saling memiliki? Bukankah mereka semua bilang cinta butuh pengorbanan? Sketsa belajar banyak dari sini tentang apa arti keikhlasan dalam cinta yang sebenarnya. Sketsa benar-benar ingin menjadi “siapa” bagi orang yang dia sayangi, walau sesaat…walau hanya 3 bulan. Tetapi ia berjanji, dia akan memberikan 3 bulan ini sama berkesannya dengan 3 tahun perjalanan Kias dengan Edgar...

-----

Sketsa menghela napas panjang dan membakar satu Marlboro Light lagi. Dia membuang asapnya perlahan hingga semua beban itu juga ikut keluar dari hatinya dan menghilang membaur bersama asap-asap racun tersebut. Kini semuanya sudah semakin berhimpitan satu sama lain hingga dadanya sesak dan otaknya meronta minta ditenangkan. Tinggal 1,5 bulan lagi waktunya dengan Kias…

Berbagai cara sudah ditempuhnya untuk membuat 3 bulan ini berisi momen-momen berkesan. Mulai dari bekejaran dengan waktu untuk melihat sunset dari roof top sebuah apartment sampai-sampai dimarahi satpam, hingga bersama-sama membuat suatu karya hasil modifikasi dari kumpulan benda-benda yang paling dibenci seperti cicak-cicakan, kain polkadot, cat warna kuning dan lainnya. Karya tersebut dinamakan ANOMALY. Sketsa paling suka dengan makna dibalik ANOMALY, karena benda itu mempunyai pesan bahwa kita harus berdamai dengan segala yang dibenci dan menjadikannya sebagai sebuah hal yang menarik juga. Itulah hubungan Sketsa dan Kias. Mereka saling menggenapi. Mereka bahagia. Sketsa si bodoh bertransformasi menjadi sosok pria paling berbahagia. Sayangnya, dia tidak pernah mendapatkan dukungan akan hal ini, tidak terkecuali dari sahabat-sahabatnya sendiri. Tidak ada satu orangpun yang duduk diam, mendengarkan tanpa memberi respon negative.

1,5 bulan sudah dilewati. Berarti tinggal 1,5 bulan lagi waktu bagi Sketsa untuk memberikan momen yang lebih berarti untuk Kias. Setelah itu, semua kembali seperti semula. Kias akan tetap melanjutkan hubungannya dengan Edgar yang sudah mereka jalin selama 3 tahun. Sementara Sketsa? Pastinya sudah menerima Rapot dengan nilai yang bagus untuk pelajaran Ikhlas, Dewasa, dan pastinya pelajaran Ketulusan. Sayangnya mungkin untuk pelajaran Who’s the Right Woman, Sketsa masih harus mengulang di beberapa waktu ke depan. Itu yang ada di benak Sketsa saat ini, otomatis diapun dilanda kebingungan yang merusak sel-sel otaknya sekali lagi. Tapi kali ini dia sendirian. Tidak seorangpun yang mau membantu menenangkan pikirannya. Dia sudah terlalu muak dengan respon negative dari sahabat-sahabatnya sebelum mereka pada akhirnya memberikan wejangan-wejangan klise seperti “Kita cuma gak mau lo kenapa-kenapa”. Lalu solusinya? Tetap Sketsalah yang mencari alat pengontrol pikiran sebelum dia dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa. Yang sekarang menjadi sahabat setia yang selalu menemaninya adalah asupan-asupan endorphine yang dapat membuainya ke alam ketenangan bukan ketegangan.

Sebenarnya Sketsa tidak menganggap keadaan ini sebagai sebuah beban yang dapat mematikan seluruh akal sehatnya. Biar bagaimanapun juga Sketsa harus siap menerima konsekuensi bahwa dia pasti harus melepaskan kebahagiaannya 1,5 bulan lagi dengan ikhlas. Ya. Ikhlas adalah kuncinya. Sketsa sadar betul apa yang harus dia lakukan dan apa yang akan dia tuai nantinya, karena dia sudah meneken kontrak dan sudah mempertimbangkan semua konsekuensi yang ada di pasal-pasal tersebut, seperti Pasal 1 tentang Kehilangan atau pasal 3 tentang Respon Negatif.

Sore itu, Sketsa dan Kias datang ke suatu tempat, menikmati pemandangan anak-anak kecil berlarian mengejar layangan. Dari awal hingga akhir, tidak sepatah katapun datang dari mulut mereka berdua. Mereka hanya duduk, diam, saling mengerti kebisuan masing-masing seakan-akan dianugerahi kekuatan telepati. Sketsa tidak pernah memberikan pilihan untuk Kias. Karena sesungguhnya bukan Sketsa ataupun Kias yang berhak memberikan pernyataan memilih dan dipilih itu. Keadaanlah yang memegang peranan penting di sini. Keadaanlah yang berhak memilih bagaimana kelanjutan dari perjalanan pembelajaran ini.